Senin, 27/01/2020 03:05 WIB
Surabaya, Jurnas.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau dokter pelajari informasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO) terkait penanganan virus corona.
IDI meminta dokter harus mewaspadai virus yang baru akan diujicobakan vaksinnya pada manusia tiga bulan lagi tersebut.
"Yang pasti harus dikuasai segala ilmunya, karena pastinya banyak yang tidak tahu karena ini penyakit baru. Jadi pelajari informasi dari WHO, lalu sampaikan ke masyarakat bagaimana pencegahan, pengenalan dan penanganannya," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih, Minggu (26/1/2020).
Daeng mengungkapkan kefatalan virus ini tidak seperti SARS dan flu burung tetapi sejauh ini vaksin virus corona belum ditemukan.
Ilmuwan Mengeksplorasi Cara Meningkatkan Hasil Panen di Mars
Boeing Kirim Awak Astronot Pertama ke Luar Angkasa setelah Penundaan Bertahun-tahun
KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 Miliar
Sejauh ini, kata dia, pengobatan yang dilakukan jika ditemukan pasien terinfeksi yaitu memperbaiki daya tahan tubuhnya.
"Pengobatannya baru supportive. Jadi gejala diobati dan daya tubuh ditingkatkan karena semua infeksi virus itu biasanya sembuh sendirinya asal kondisi tubuh baik," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Daeng mengungkapkan virus ini tersebar melalui sup ular dan ular ini sebelumnya mengkonsumsi kelelawar.
"Itu di Wuhan, di Indonesia belum tentu hewannya terinfeksi corona. Tapi lebih baik dihindari dulu makan ular dan kelelawar," katanya.
Daeng memastikan virus belum masuk ke Indonesia sebab satu pasien di Jakarta dan dua pasien di Bali yang diduga terinfeksi dinyatakan sehat setelah gejala flu tersebut dideteksi.
Keyword : IDICoronaDaeng Faqih