Jum'at, 15/07/2016 13:02 WIB
London- Dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa, ternyata tidak membuat nyaman kalangan ekspatriat. Misalnya Katie Sidell yang harus membayar cicilan pinjaman biaya kuliah di negara asalnya. Gaji yang diterimanya berkurang banyak, karena penurunan 10 persen nilau tukar mata uang pound sterling terhadap Amerika.
Jika pemerintah Inggris melaksanakan hasil referendum dengan menarik diri dari Uni Eropa dan menolak prinsip pergerakan bebas, maka warga Uni Eropa yang tinggal di Inggris terancam paling dulu menghadapi dampaknya. “Ini adalah perubahan besar,” katanya. “Hampir semua dari kita mengirim uang ke Amerika Serikat.”
Tetapi bagi puluhan ekspatriat nonwarganegara Uni Eropa di Inggris, keputusan keluar dari blok itu menimalkan kekhawatiran besar yang sebelumnya tak dipikirkan.
Banyak di antara mereka mengalami penurunan nilai gaji, karena gaji mereka dalam bentuk mata uang tuan rumah, tetapi harus membayar kredit rumah atau pinjaman lain dalam bentuk mata uang negara asal mereka.
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
Dukung Persenjataan Ukraina, Uni Eropa akan Alihkan Keuntungan dari Aset Rusia
Rusia Makin Maju, Eropa Bantu Pasok Kebutuhan Militer Ukraina
Di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan negara-negara lain di luar zona Uni Eropa, mata uang mereka tetap kuat. Artinya, pinjaman sebesar US$1.000 sekarang sama dengan £750 (Rp13juta) padahal tahun lalu sama dengan £640 (Rp11 juta).
Sebagian ekspatriat yang lain khawatir akan stabilitas pekerjaan dan izin tinggal mereka, dan bertanya-tanya apakah mereka mereka benar-benar disambut untuk bekerja di Inggris. Jika perekonomian buruk, mereka terancam kehilangan pekerjaan sehingga kehilangan peluang untuk tinggal dan bekerja di negara itu.
Kate Fitzpatrick, konsultan mobilitas global di perusahaan sumber daya manusia, Mercer di London. Kata dia, “ekspatriat yang tercatat sebagai karyawan reguler yang kebetulan punya tanggungan keuangan di luar Inggris kemungkinan akan mengalami dampak terberat,” katanya. (bbc)