Selasa, 07/01/2020 21:20 WIB
Kuala Lumpur, Jurnas.com - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengecam keras Amerika Serikat (AS) setelah membunuh Komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Berbicara kepada wartawan pada Selasa (7/1), Mahathir mengatakan, serangan pesawat tak berawak AS terhadap Soleimani telah melawan hukum internasional.
Mahathir mendesak negara Muslim bersatu untuk melindungi diri dari ancaman eksternal. "Sudah waktunya bagi negara Muslim untuk bersatu," kata Mahathir.
"Kami tidak lagi aman sekarang. Jika ada orang yang menghina atau mengatakan sesuatu yang tidak disukai seseorang, tidak apa-apa bagi orang dari negara lain untuk mengirim drone dan mungkin menembaki saya," kata Mahathir.
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
Trump Habiskan Banyak Uang untuk Biaya Hukum; Biden Pimpin Penggalangan Dana
Rebut Suara Haley, Biden Siapkan Tempat Khusus bagi Pesaing Kuat Trump
Sebuah pesawat tak berawak AS melakukan serangan udara di bandara internasional Baghdad pada Jumat pagi pekan lalu yang menewaskan Jenderal Soleimani dan kepala Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis serta delapan orang lainnya.
Setelah serangan yang mengerikan itu, Negeri Para Mullah berjanji akan melakukan balas dendam yang keras terhadap Gedung Putih atas pembunuhan tersebut.