Lebih 1.800 Orang Habiskan Natal di Pusat Penahanan Imigrasi Inggris

Rabu, 25/12/2019 23:26 WIB

London, Jurnas.com - Data pemerintah Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 1.800 tahan di Inggris akan menghabiskan liburan Natal di pusat-pusat penahanan imigrasi.

Saat ini ada 1.826 migran ditahan di pusat-pusat penahanan. Dari jumlah tersebut, 1.152 adalah orang yang mencari suaka di Inggris, menurut statistik resmi terbaru negara itu.

Sebagian besar dari orang-orang itu, atau 1.506, dalam penahanan ditahan di pusat-pusat pemindahan keimigrasian Home Office, sementara 300 orang ditahan di penjara.

Statistik menunjukkan bahwa 27 orang ditahan selama lebih dari satu tahun, dan tiga orang selama lebih dari dua tahun.

Pemerintah mendapat kecaman atas perlakuannya terhadap para pencari suaka dan imigran lainnya di pusat-pusat penahanan, terutama sejak skandal Windrush.

Tahun lalu, tahanan perempuan di Pusat Penghapusan Imigrasi Kayu Yarl di Bedfordshire melakukan mogok makan untuk memprotes kondisi mereka.

Bulan lalu, Mahkamah Agung Inggris memutuskan, penahanan pemerintah terhadap banyak pencari suaka adalah ilegal, yang menyebabkan serangkaian klaim kompensasi terhadap Home Office yang dapat mencapai jutaan pound.

Menjaga orang-orang di pusat-pusat penahanan imigrasi membebani wajib pajak Inggris 89 juta pound per tahun, dan tahun lalu Kantor Pusat dipaksa membayar 8,2 juta pound sebagai kompensasi untuk 312 kasus penahanan tidak sah.

Temuan baru ini mendorong Demokrat Liberal untuk mencap pemerintah Konservatif yang berkuasa kejam dan tidak berperasaan dan menyerukan batasan 28 hari untuk diterapkan pada lamanya waktu orang dapat ditahan di pusat penahanan imigrasi.

"Jika kita membutuhkan pengingat akan sifat konservatif yang kejam dan tidak berperasaan, maka ini dia. Hampir dua ribu orang menghabiskan Natal terpisah dari orang-orang yang mereka cintai, karen dipenjara tanpa batas waktu di pusat penahanan," kata juru bicara urusan dalam negeri partai, Christine Jardine.

"Mengunci orang-orang yang rentan tanpa tahu kapan mereka akan dibebaskan adalah bagian lain dari pendekatan beracun dan bermusuhan pemerintah konservatif terhadap imigrasi," sambungnya.

"Sudah saatnya Tories memperoleh kemanusiaan dan berhenti membuang-buang uang pembayar pajak untuk memastikan orang-orang menghabiskan Natal mereka mendekam dalam sel," tambahnya.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu