Sabtu, 21/12/2019 07:09 WIB
Beijing, Jurnas.com - Dalam panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden China, Xi Jinping menuduh AS ikut campur dalam urusan internalnya.
Xi mengatakan, China sangat prihatin dengan kata-kata dan perbuatan negatif AS pada masalah yang berhubungan dengan Taiwan, Hong Kong, Xinjiang dan Tibet.
"Tindakan-tindakan ini telah mencampuri urusan dalam negeri China, merugikan kepentingan China dan merusak rasa saling percaya dan kerja sama antara kedua pihak," kata Xi seperti dilaporkan Xinhua, Jumat (20/12).
Trump, bagaimanapun, mengaku melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dan mengklaim kemajuan dalam isu-isu dari perdagangan ke Korea Utara dan Hong Kong.
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
Trump Habiskan Banyak Uang untuk Biaya Hukum; Biden Pimpin Penggalangan Dana
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Di akun Twitternya, Trump berkicau bahwa China sudah memulai skala besar peningkatan pembelian barang pertanian AS.
"Telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China mengenai Kesepakatan Perdagangan raksasa kami. China telah memulai pembelian besar-besaran produk pertanian & lebih banyak lagi," kicau Trump.
"Penandatanganan resmi sedang diatur. Kami juga berbicara tentang Korea Utara, di mana kami bekerja dengan China, & Hong Kong untuk kemajuan!," sambungnya.
Kedua pemimpin itu berbicara seminggu setelah utusan kedua negara mencapai kesepakatan "Fase Pertama" dimana Tiongkok meningkatkan impor pertanian AS dan barang-barang lainnya, sementara Washington mengurangi tarif besar-besaran pada impor Tiongkok.
Xinhua melaporkan, Presiden Xi berharap Trump akan mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai selama pertemuan dan panggilan telepon itu, seperti mementingkan kepentingan China, dan mencegah campur tangan hubungan bilateral serta agenda penting lainnya.
AS dan China telah terlibat dalam konflik perdagangan selama 18 bulan. Kedua negara sudah mengenakan tarif miliaran dolar untuk barang satu sama lain.
Sejak awal 2018, pemerintahan Trump sudah menempuh kebijakan yang disengaja untuk mencoba melukai ekonomi China sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi dan praktik perdagangan yang tidak adil.
Kedua negara juga terlibat dalam sejumlah perselisihan lain, termasuk operasi angkatan laut AS di Laut Cina Selatan, dan hubungan AS dengan Taiwan, dan dukungan Kongres AS untuk para pengunjuk rasa di Hong Kong.