Jum'at, 22/11/2019 08:02 WIB
Yerusalem, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan, tidak akan mengundurkan diri meskipun dituduh melakukan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam skandal korupsi.
Tuduhan yang diumumkan Jaksa Agung, Avichai Mandelblit adalah yang pertama terhadap perdana menteri Israel yang melayani dan mewakili krisis paling parah dalam karir politik pemimpin terlama yang melayani Israel.
Netanyahu, berkuasa sejak 2009 dan sebelum itu pada 1990-an, sudah mendominasi politik Israel selama satu generasi, dengan tegas mengubah negara itu menjadi kanan. Ia membantah melakukan kesalahan dalam tiga kasus korupsi. Ia mengaku hanya korban perburuan politik.
Ia tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengundurkan diri. Namun dakwaan tersebut dapat semakin menguatkan para penantang yang berusaha mengusirnya setelah dua pemilihan sejak April. Pemilihan ketiga diharapkan akan diumumkan dalam beberapa minggu.
Tewaskan 33.000 Warga Palestina, Israel Masih Terus Memborbardir Gaza
Perpecahan dalam Koalisi Israel Menunjukkan Kembalinya Politik Seperti Biasa
Jaksa Agung Harus Bebas Kepentingan Politik
Hukuman atas tuduhan itu bisa membawa hukuman penjara yang panjang. Tetapi pengadilan apa pun dapat ditunda selama krisis politik. Netanyahu bisa saja mengamankan kekebalan parlemen dari penuntutan.
Penolakannya atas dakwaan itu menggemakan bahasa sekutu sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Ini adalah percobaan kudeta berdasarkan pada pemalsuan dan proses investigasi yang tercemar dan bias," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi.
"Saya akan terus memimpin negara, menurut surat hukum, dengan tanggung jawab, pengabdian dan kepedulian untuk semua masa depan kita," katanya, berdiri di podium dengan latar belakang empat bendera Israel di kediaman resminya.
Mantan panglima militer sekaligus penantang Netahanyu, Benny Gantz, berkicau di akun Instagramnya, "Tidak ada kudeta di Israel, hanya tawaran (Netanyahu) untuk menggantung ke kekuasaan."
Jaksa Agung, yang ditunjuk Netanyahu, menjabarkan dakwaan dalam pernyataannya di televisi. "Ini adalah hari yang sulit dan menyedihkan," kata Mandelblit.
Adalah tugasnya, kata Mandelblit, untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun di Israel yang berada di atas hukum alis kebal hukum. (Reuters)