Rabu, 20/11/2019 22:41 WIB
Beijing, Jurnas.com - Produsen mobil Inggris, Aston Martin, meluncurkan kendaraan sport (SUV) untuk kali pertama pada Rabu (20/11), dalam sejumlah acara di Beijing dan Los Angeles.
Diberi nama DBX, kendaraan baru ini merupakan ekspansi terbesar Aston Martin dalam sejarah merek. Demikian pernyataan CEO Aston Martin Andy Palmer di sela-sela peluncurannya.
Perusahaan itu diketahui telah berjuang secara finansial dalam beberapa tahun terakhir, hingga sempat membukukan kerugian 13,5 juta pound pada kuartal terakhir.
Tetapi dengan meningkatnya permintaan SUV, Beijing menghadirkan peluang bagi produsen mobil yang sedang goyang tersebut, setelah sebelumnya menderita akibat Brexit dan melambatnya permintaan di Eropa.
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Pekan Ini China Bakal Luncurkan Misi Bulan Selama 53 Hari
DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China
Didirikan pada 1913, Aston Martin berharap mendapatkan penjualan lebih dari dua kali lipat di China, yang saat ini mencapai sekitar 500 unit per tahun.
Dikutip dari AFP, hampir setengah dari semua pembelian mobil baru yang terdaftar di China tahun lalu adalah SUV, menurut sumber industri negara tersebut.
Namun seiring meningkatnya permintaan SUV, menimbulkan sejumlah masalah. Emisi SUV merupakan penyumbang terbesar kedua untuk peningkatan emisi karbon dioksida global (Co2) dari 2010 hingga 2018, setelah pembangkit listrik.
Dalam periode itu, SUV terjual lebih dari dua kali lipat di pasar globalnya dari 17 persen menjadi 39 persen, dengan kontribusi terhadap emisi tahunan naik menjadi lebih dari 700 megaton Co2.
Adapun DBX, dengan mesin empat liter V8 twin turbo-diisi, kendaraan baru itu mampu mencapai kecepatan tertinggi 291 km per jam, dan melakukan 0-97 kmh dalam 4,5 detik.
Keyword : Aston MartinChinaMobil SUV