Iran: Perusuh Bukan Rakyat Kami

Senin, 18/11/2019 06:16 WIB

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengecam Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo yang mendukung perusuh mengotori aksi unjuk rasa beberapa hari belakangan terkait kenaikan harga bahan bakar bensin di Negeri Para Mullah.

Sebelumya, Jumat (15/11), Iran mulai menjatah bensin dan secara substansial meningkatkan harga bahan bakar. Konon pendapatan tersebut akan digunakan untuk membantu warga negara itu yang kurang mampu.

Keputusan itu memicu unjuk rasa di sejumlah kota Iran, beberapa di antaranya dinodai kekerasan saat elemen-elemen oportunis berusaha mengeksploitasi situasi dan menggerakkan gelombang protes damai terhadap kenaikan harga bahan bakar.

Akibatnya, demonstrasi berubah menjadi kekerasan di beberapa kota, dengan laporan bentrokan antara pasukan keamanan dan unsur-unsur tertentu merusak properti publik.

Di akun Twitternya, Pompeo mendukung tindakan kekerasan para perusuh. "Seperti yang saya katakan kepada orang-orang Iran hampir satu setengah tahun yang lalu: AS bersama Anda."

Menanggapi pernyataan intervensionis Pompeo tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi mengatakan, warga Iran sangat menyadari pernyataan munafik AS.

"Orang-orang yang bermartabat di Iran sangat menyadari, pernyataan munafik tidak mengandung simpati yang jujur dan tindakan (kekerasan) dari sekelompok anarkis dan penyabot yang didukung orang-orang seperti dia (Pompeo, Red) tidak sejalan dengan perilaku mayoritas orang Iran yang berpengetahuan dan berwawasan luas," katanya.

Mengacu pada niat jahat pemerintah AS, terutama menteri luar negerinya, terhadap rakyat Iran, Mousavi mengatakan, "Sangat menarik, (Pompeo) bersimpati dengan orang-orang yang berada di bawah tekanan terorisme ekonomi AS. Dia (Pompeo) sudah secara eksplisit mengatakan, Iran harus tetap lapar hingga menyerah pada `tuntutan kami`."

Pada wawancara dengan BBC Persia November lalu, Pompeo mengatakan bahwa para pejabat Iran harus mendengarkan Washington jika ingin warga mereka tetap makan.

Saat itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam ancaman  tersebut. Ia menekankan bahwa Republik Islam Iran akan bertahan dan bahkan maju meskipun ada sanksi Washington.

Di akun Twitter resminya, Zarif mengatakan ancaman terbuka Pompeo untuk membuat negara Iran kelaparan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan upaya putus asa untuk memaksakan keinginan AS terhadap Iran. (PressTV)

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?