Watak dan Karakter Partai Justru Diuji Ketika Berkuasa

Minggu, 10/11/2019 10:40 WIB

Jakarta, Jurnas.com - PDI Perjuangan menilai pidato Ketua Umum Partai Nasdem, Suryo Paloh tidak ditempatkan sebagai sindiran atas nasionalisme PDI Perjuangan.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam rekam jejak digital dapat diketahui bahwa, yang memberi tanggapan terhadap pelukan Surya Paloh dan Shohibul Iman adalah Presiden Jokowi sendiri.

"Lalu apakah kritik Pak Surya Paloh yang mempertanyakan bangsa apa kita ini sehingga hubungan rangkulan dan tali silaturahim yang dimaknai dengan beragam tafsir dan kecurigaaan, itu ditujukan ke Presiden?" jelas Hasto.

Bagi PDI Perjuangan, tegas Hasto, apa yang disampaikan Presiden Jokowi tersebut dikategorikan sebagai ice breaker, sehingga tidak perlu ditanggapi secara khusus.

"Itu adalah joke politik yang cerdas," ungkap Hasto.

Ia juga menilai, tanggapan terhadap apa-apa yang disampaikan Surya Paloh dalam pidato pembukaan Kongres II Nasdem adalah hal yang lazim.

Sebab apa yang disampaikan Ketum Nasdem mungkin saja sebagai bentuk otokritik Nasdem dan juga bagi kehidupan politik secara keseluruhan. Dan memang otokritik sering dilakukan dalam peristiwa politik penting seperti kongres Partai.

"Jadi kami tidak merasa tersindir, terlebih rakyat tahu bahwa nasionalisme dan jalan Pancasila yang ditempuh oleh PDI Perjuangan berasal dari pengakuan rakyat secara luas, bukan hasil penilaian orang per orang," beber Hasto.

Dengan dasar itu, Hasto menilai Pancasilais atau tidaknya suatu partai itu diukur dari konsistensi sikap, satunya kata dan perbuatan, dan dari keputusan politiknya. Pancasilais itu buah sikap politik, dan bukan hasil retorika atau pencitraan.

"Kami percaya bahwa jalan ideologi Pancasila yang kami ditempuh adalah jalan mendapatkan kekuasaan politik dengan menangis dan tertawa bersama rakyat, bukan jalan elit, dan bukan pula jalan pintas kekuasaan," papar Hasto.

Ia juga mengingatkan bahwa PDI Perjuangan punya tanggung jawab bahwa watak dan karakter partai itu diuji justru ketika berada di dalam kekuasaaan.

"Apakah partai tersebut akan menggunakan kekuasaannya untuk kemajuan rakyat dan bangsanya, atau bagi kepentingan jangka pendek elektoral partainya? Disinilah moral kekuasaan dan dedikasi politik itu diukur," papar Hasto.

Tinimbang sibuk memersoalkan siapa yang Pancasilais, Hasto mengajak masyarakat ikut memberikan kepercayaan bagi kepemimpinan Pak Jokowi- KH Ma’ruf Amin dengan seluruh jajaran kabinetnya.

"Pemilu 2024 masih jauh. Serahkan penilaian kinerja Partai pada rakyat," tuntas Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce