Minggu, 03/11/2019 20:01 WIB
Berlin, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut kematian pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi adalah "tonggak sejarah" dalam perang melawan kelompok ekstremis.
Kendati demikian, dikutip dari Associated Press pada Minggu (3/11), dia tetap memperingatkan bahwa perjuangan dunia melawan terorisme masih jauh dari kata selesai.
Stoltenberg mengatakan bahwa ISIS pernah menguasai wilayah yang luas di Suriah dan Irak. Karena itu, koalisi anti-ISIS internasional, di mana NATO menjadi bagiannya, perlu memastikan bahwa hal itu tidak terulang kembali.
"Negara Islam tidak memiliki wilayah lagi, tetapi masih ada. IS memelihara sel-sel yang tertidur, jaringan rahasia dan sedang bekerja untuk kembali. Misi kami belum sepenuhnya terpenuhi," tegas Stoltenberg.
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Dunia Alami Krisis Guru, Ini Saran PGRI ke Pemerintah
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Diketahui, Al-Baghdadi terbunuh minggu lalu dalam serangan pimpinan Amerika Serikat (AS) di Suriah. Kelompok itu telah menunjuk Abu Ibrahim al-Hashemi Al-Qurayshi sebagai pemimpin barunya.
Keyword : ISISNATOAbu Bakar al-Baghdadi