Rabu, 30/10/2019 15:50 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Bambang Brodjonegoro menyebut Indonesia membutuhkan lebih banyak startup, untuk menambahkan jumlah startup unggulan.
Dia menyebut dalam lima tahun terakhir, dari 1.000 startup yang lahir di Indonesia, hanya 30 di antaranya dianggap unggul. Sementara lainnya tidak berkembang.
"Kita membutuhkan (startup) lebih banyak lagi. Kami punya data, bagaimana suatu negara yang penduduknya 8 juta, sudah punya startup jauh di atas Indonesia yang baru seribuan," kata Menteri Bambang pada Selasa (29/10) usai pertemuan CEOs Tech/Science Company dan Venture Capital di Kantor BPPT Jakarta.
Menristekdikti mengatakan, startup hanya dapat berkembang hanya jika mendapatkan dukungan dari para investor, baik dari segi ventur equity maupun ventur capital.
Di Depan 75 Invited Venture Capital, 15 Startup Gelar Business Pitching
Peluang Pembentukan Pengusaha Baru Harus Konsisten Diciptakan
Calvin Kizana, Bos Baru Whatsapp Indonesia
"Kita harapkan lebih banyak startup yang masuk unicorn atau decacorn. Tapi ya harus dari awalnya. Yang penting startup harus banyak dulu. Memang tidak semua berhasil, tapi yg berhasil itu diharapkan naik kelas," ujar dia.
Selain startup, Bambang juga berupaya akan meningkatkan jumlah inovasi yang ada di perguruan tinggi dengan dunia industri atau swasta.
Dia menilai, selama ini dunia usaha hanya mendapatkan informasi terbatas terkait inovasi-inovasi yang ada di perguruan tinggi. Padahal bila dihilirisasi, inovasi tersebut dapat memecahkan masalah di tengah masyarakat.
"Dunia tidak usaha menyangka sudah ada penelitian dan hasil penelitian seperti itu. Nah karena itu, tugas kita mendorong penelitan terapan menjadi invensi menjadi inovasi," terang Bambang.
"Pemerintah adalah memastikan hasil yg sangat bagus dan potensial bisa dilanjutkan sampai inovasi, dan kerjasama dengan dunia usaha kita dorong menjadi produk masal dan komersial," papar dia.
Keyword : Startup Menristek Bambang Brodjonegoro