Sering Kecolongan, Trump Terobsesi Datangkan Mesin Pendeteksi Kebohongan

Rabu, 09/10/2019 07:35 WIB

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terobsesi menggunakan poligraf (alat pendeteksi kebohongan) untuk mencari tahu siapa yang membocorkan informasi kepada pers.

"Dia ingin mengumpulkan semua karyawan di gedung itu untuk menggali siapa yang berbicara kepada pers," kata mantan pejabat Gedung Putih dilansir Politico, Selasa (8/10).

Mantan pejabat Gedung Putih lainnya mengatakan, Trump terus menyinggung soal poligraf menyusul kebocoran besar. "Ia sering membicarakannya. Ia marah dan bertanya, `Mengapa kita tidak bisa menghentikan hal-hal ini?`"

Pejabat Gedung Putih dilaporkan menyimpan transkrip panggilan telepon Trump dalam suatu sistem yang sangat rahasia, termasuk percakapannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensk.

Dalam transkrip itu, Trump mengancam akan menyumbat bantuan AS ke Ukraina untuk menekan pemimpin tersebut melakuakan penyelidikan terhadap Joe Biden dan putranya, Hunter.

Trump juga dilaporkan meminta China untuk menyelidiki calon presiden dari partai Demokrat dalam presiden 2020, di mana ia berharap akan terpilih kembali.

Salah satu mantan pejabat Gedung Putih menunjukkan bahwa ide poligraf tidak pernah serius.

"Itu adalah sesuatu yang dibahas dan orang-orang berusaha menenangkan presiden dan berusaha menunjukkan bahwa mereka menganggapnya secara pribadi dan sama seriusnya dengan dirinya," kata mantan pejabat itu.

"Oh ya, kita harus poligraf orang-orang `adalah cara untuk membuat diri mereka bersamanya, tapi itu bukan ide yang pernah diterapkan pun karena itu tidak masuk akal," sambungnya.

Dewan Perwakilan Rakyat telah melakukan penyelidikan impeachment yang berputar-putar di tengah keluhan pengaduan tentang panggilan telepon yang melibatkan Trump dan Zelensk.

"Saya pikir presiden dan siapa pun dalam pemerintahannya memiliki hak frustrasi dan bahkan marah tentang kebocoran. Informasi yang bocor, yang sering kali diklasifikasikan, hanya merugikan negara ini," kata sekretaris pers Gedung Putih, Stephanie Grisham.

"Saya telah bersama presiden sejak Juli 2015 dan dapat mengatakan dengan tegas bahwa saya tidak pernah mendengar menyarankan poligraf sebagai cara untuk menghentikan kebocoran," sambungnya.

Pendekatan Trump terhadap penggunaan pendeteksi kebohongan telah menekankan kebutuhan tanpa mengeluarkan instruksi langsung.

"Cara dia melakukan bisnis berkali-kali adalah terus mengatakan hal-hal berulang-ulang dan berharap seseorang melakukannya, tetapi itu memberinya penyangkalan jika dia berkata, `Yah, saya tidak pernah mengatakan secara spesifik untuk melakukannya,`" kata mantan pejabat Gedung Putih.

TERKINI
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa