Sabtu, 05/10/2019 08:45 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Wanita Iran mulai memadati penjualan tiket untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia Kamis (10/10) nanti melawan Kamboja di Teheran setelah tiket dibebaskan untuk dijual online.
Otoritas Iran telah meyakinkan badan pemerintahan dunia FIFA bahwa perempuan akan diizinkan untuk menghadiri pertandingan dan telah menyisihkan bagian dari stadion untuk perempuan.
Kantor berita semi-resmi Iran, ISNA mengatakan, 3.500 tiket yang disisihkan untuk perempuan terjual habis dalam beberapa menit setelah penjualan pada Jumat pagi.
FIFA mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengharapkan total 4.600 tiket untuk wanita akan tersedia di bagian khusus wanita.
Gol Tunggal Egy Bawa Indonesia Kalahkan Vietnam
Jepang Hanya Menang Tipis Saat Jamu Korea Utara
Brasil vs Argentina: Marquinhos Antisipasi Pergerakan Messi
Seorang juru bicara organisasi mengatakan bahwa FIFA akan mengirim delegasi ke pertandingan di Stadion Azadi 78.000 Teheran untuk memantau akses bagi perempuan.
Seorang aktivis dengan grup `Stadion Terbuka`, yang mengkampanyekan perempuan Iran untuk dapat secara bebas menghadiri pertandingan, mengatakan tiket itu dijual tanpa pengumuman dari Federasi Sepak Bola Iran dan berita tentang ketersediaan mereka hanya menjangkau perempuan melalui media sosial.
"Itu adalah situasi yang cukup kacau," katanya kepada Reuters.
Kelompok itu menyambut penjualan itu tetapi mengatakan mereka khawatir bahwa hanya beberapa wanita yang menghentikan ibu membawa putra mereka ke pertandingan dengan mereka dan mengatakan juga tidak jelas bagaimana perempuan penyandang cacat akan ditampung di tempat tersebut.
Pada pertandingan persahabatan Iran melawan Suriah pada Juni, wanita dikunci dari Stadion Azadi dan ditahan oleh pasukan keamanan.
Seorang penggemar wanita Iran meninggal bulan lalu, setelah membakar dirinya untuk memprotes penangkapannya karena menghadiri pertandingan.
Sementara wanita asing telah diizinkan akses terbatas ke pertandingan, wanita Iran telah dilarang dari stadion ketika tim pria telah bermain sejak tak lama setelah revolusi Islam 1979 silam.
FIFA mengatakan mereka ingin pemerintah Iran mengizinkan perempuan mengakses tidak hanya kualifikasi Piala Dunia tetapi juga untuk semua pertandingan di negara itu.