Peristiwa Sejarah 12 September

Kamis, 12/09/2019 22:50 WIB

Jurnas.com – Tanggal 12 September yang jatuh pada hari ke-255 (hari ke-256 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian menyimpan banyak peristiwa sejarah, diantaranya:

1683 - Perang Austria-Ottoman: Pertempuran Wina - Beberapa pasukan tentara Eropa bersatu untuk mengalahkan Kerajaan Ottoman.

1923 - Persatuan Islam (atau Persis) didirikan di Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda, ikut menjadi anggotanya.

1940 - Lukisan gua di Lascaux, Prancis ditemukan.

1974 - Kaisar Haile Selassie I dari Ethiopia, `Juru Selamat` Gerakan Rastafari, digulingkan melalui sebuah kudeta militer.

1980 - Kudeta militer di Turki.

1984 - Peristiwa Tanjung Priok. 23 orang tewas dalam insiden ini.

1986 - Devaluasi nilai tukar Rupiah dari 1.134,00 menjadi 1.664,00 per Dolar Amerika Serikat.

1992 - Pesawat ulang-alik Endeavour diluncurkan menandai peluncuran pesawat ulang-alik yang ke-50.

1993 - Pesawat ulang-alik Discovery diluncurkan menandai peluncuran pesawat ulang-alik yang ke-57.

2005 - Rencana peresmian pembukaan Disneyland Hong Kong.

2007 - Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR di barat daya Bengkulu memicu peringatan tsunami (yang kemudian dicabut) di seluruh pantai Samudra Hindia. Akibat gempa ini, 21 tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

2009 - Ribuan pemrotes pajak berkumpul di Capitol AS dalam demonstrasi anti-pemerintah terbesar sejak Presiden AS Barack Obama menjabat. Reli itu menandai pemberhentian terakhir bagi Tea Party Express dalam kampanye protes 30 kota.

2013 - Para pejabat di Inggris mengumumkan bahwa Pangeran William, 31, telah meninggalkan angkatan bersenjata setelah lebih dari 7 1/2 tahun bertugas - pertama di angkatan darat, kemudian sebagai pilot helikopter penyelamat dan penyelamatan Angkatan Udara Royal - "Untuk fokus pada tugas kerajaan dan pekerjaan amal."

2018 - Parlemen Eropa mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hongaria, memberikan suara untuk mengecam pemerintah negara itu karena melanggar nilai-nilai Uni Eropa dan memunculkan kekhawatiran tentang kesehatan demokrasi. Pemungutan suara itu sebagai tanggapan terhadap Perdana Menteri Viktor Orban, yang telah meremehkan media independen, akademisi, pengadilan, minoritas dan pengungsi.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2