Diduga Mata-mata, China Tangkap Penulis Australia

Selasa, 27/08/2019 12:21 WIB

Beijing, Jurnas.com - Seorang penulis Australia kelahiran China yang ditahan di China sejak Januari, secara resmi ditangkap atas dugaan spionase.

Demikian pernyataan pemerintah Australia pada Selasa (27/8), di tengah meningkatnya ketegangan antara Canberra dan mitra dagang terbesarnya itu.

Yang Hengjun, mantan diplomat China yang beralih pekerjaan menjadi jurnalis dan blogger, ditahan di kota Guangzhou, ketika sedang menunggu transfer pesawat ke Shanghai, pasca terbang dari New York. Dia kemudian dipindahkan ke ibu kota Beijing.

"Dr Yang ditahan di Beijing dalam kondisi yang keras tanpa tuduhan selama lebih dari tujuh bulan," kata Menteri Luar Negeri Marise Payne dalam sebuah pernyataan.

Penangkapan Yang dengan nama resmi Yang Jun, terjadi ketika Beijing berjuang untuk menahan protes anti-pemerintah di Hong Kong, kota semi-otonomi Tiongkok.

Dikutip dari Reuters, China tidak mengizinkan Yang menghubungi pengacara atau keluarganya sejak ditahan. Namun, pejabat kedutaan Australia telah mengunjungi Yang tujuh kali sejak Januari, menurut Payne.

Pengacara Yang, Robert Stary mengatakan Yang menghadapi satu tuduhan spionase, di mana tudingan tersebut ditolak oleh Yang, karena dinilai tidak berdasar.

"Kami tahu ia seorang aktivis politik dalam arti bahwa ia adalah seorang aktivis demokrasi, ia juga seorang blogger dan akademisi, tetapi kami tidak mengerti bahwa ada hal lain yang dituduhkan menentangnya pada saat ini," terang Stary.

Stary mengatakan dia ingin pemerintah Australia mendorong pembebasan Yang, jika tidak ada bukti lain yang menuduhnya selain fakta bahwa dia adalah seorang aktivis pro-demokrasi.

Seperti diketahui, beberapa warga Australia telah menghadapi hukuman penjara di China selama satu dekade terakhir, termasuk mantan kepala bisnis penambangan besi China Rio Tinto, dan warga negara Australia Stern Hu, karena korupsi dan mencuri rahasia komersial.

Baru-baru ini, 16 staf dari Crown Resorts Australia, termasuk tiga warga Australia, dipenjara 9-10 bulan pada 2017, dan didenda US$1,2 juta karena mempromosikan perjudian.

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce