Buka Kegiatan Ilmiah, Menristekdikti Minta Hasil Riset Miliki Hilir ke Industri

Senin, 26/08/2019 10:50 WIB

Denpasar, Jurnas.com - Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong agar hasil riset memiliki hilir di industri melalui berbagai program yang dapat diakses perguruan tinggi, lemlitbang, dan industri, termasuk kalangan masyarakat yang eraspirasi menjadi penguasa.

Hal itu disampaikan Menristekdikti, Mohamad Nasir usai meresmikan rangkaian 20 kegiatan ilmiah yang merupakan bagian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 tahun 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Senin (26/08).

Untuk mendukung hal tersebut, ada beberapa program yang telah disiapkan pemerintah agar merealisasikan cita-cita yang bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui inovasi, salah satunya dengan mengadakan Harteknas di luar daerah.

"Nah pada kali ini kita akan mendorong dimana startup daerah muncul dengan adanya hari kebangkitan teknologi nasional yang kami selenggarakan di daerah-daerah itu. Mudah-mudahan ini akan mendorong riset ke depan makin baik, prototive makin baik, dan inovasinya makin baik," ujarnya.

Menurut Nasir, penyelenggaraan Harteknas di luar daerah mendapat respon positif dari masyarakat dan dunia industri ketimbang mengadakan acara tahunan itu di ibu kota Jakarta.

"Pada saat dilakukan di Jakarta itu responnya kurang begitu didengar karena hiruk pikuk Jakarta yang begitu padat tapi setelah dilakukan di daerah, respon dari industri, dari perguruan tinggi dan respon dari semua pihak yang pada kali ini hadir sangat mendukung," tuturnya.

Terkait bantuan yang diberikan, Menteri Nasir mengatakan pemerintah hanya membantu sampai pada tahap pengembangan di hulu, sementara untuk hilirnya ia menyebut tugas dari industri.

"Bantuan yang kami lakukan adalah menyelesaikan hulunya, hilirnya yah industri lah yang memanfaatkan. Jadi hanya pada tahap Skilling Up pada saat riset menjadi prototive," tuturnya.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama Menristekdikti mengungkapkan sejauh ini perbaikan profil iptek negara terlihat dari melambungnya produksi publikasi ilmiah Indonesia yang pada 2018 volumenya hanya terpaut sedikit di bawah Malaysia, yang menduduki posisi pertama di ASEAN.

"Sebaliknya, dengan mengumpulkan akumulasi registrasi 2.842 paten, posisi Indonesia di tahun 2018 berada di peringkat pertama ASEAN. Nilai registrasi tersebut cukup jauh di atas capaian Singapura (1.609 paten) dan Malaysia (1.248 paten)," ujarnya.

"Perkembangan akumulasi registrasi paten ini menggembirakan karena mengindikasikan perbaikan persepsi komunitas iptek terhadap kondusivitas iklim inovasi di Indonesia," tambahnya.

Usai membuka acara kegiatan ilmiah, Menteri Nasir juga melakukan peluncuran produk inovasi perguruan tinggi yakni Meluncurkan Ice Institut, LMPT, ID Menulis, E-Office dan sekaligus penyerahan izin prinsip pendidikan universitas Cyber Asia. 

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2