Cargill Indonesia Merilis Nutrisi Telur Ayam Terbaik Tanpa Antibiotik

Rabu, 21/08/2019 17:32 WIB

Jakarta, Jurnas.com- Telur ayam sudah menjadi makanan yang selalu dinikmati warga Indonesia. Untuk itu kesehatan dan juga kandungan nutrisi pada telur ayam dibutuhkan perhatian ekstra agar sampai ke konsumen atau masyarakat dalam keadaan yang sangat baik.  
Hal ini menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas telur ayam. Peternak akan mendapat keuntungan yang sangat baik jika telur yang dihasilkan sagat baik dengan nutrisi yang juga baik, seimbang dan efisian.

Country Director Cargill Indonesia Ivan Hindarko mengatakan, kesehatan ayam merupakan kunci agar produktivitas telur terus meningkat. Pada akhirnya harga telur di tingkat konsumen stabil sejalan dengan besarnya tingkat konsumsi.
 
"Peternak dituntut efisien sehingga bisa ambil keuntungan dari bisnis telur ini," ungkap Ivan Hindarkodalam diskusi di Almond Zucchini Cooking Studio, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019 kemarin.

Perusahaan multinasional yang bergerak di sektor pertanian dan nutrisi ternak, Cargill Feed and Nutrition merilis pakan ternak ayam petelur seri QMax yang disebut tetap menyediakan nutrisi terbaik meski tak menggunakan antibiotik pendorong pertumbuhan (AGP). Disampaikan Ivan Hindarko, peternak ayam petelur (layer) Indonesia acap kali menghadapi tantangan produksi sejak penggunaan AGP dilarang oleh pemerintah. Kendala tersebut mencakup kesehatan ayam ternak yang berimbas pada produktivitas telur.

Sejak AGP dilarang lewat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2017, Ivan menyebutkan tingkat kematian ayam petelur pada masa pengembangan meningkat sampai 6 persen dari total populasi dan bisa menyentuh 20 persen apabila diserang penyakit endemik. Padahal jumlah kematian normal pada fase ini sebelumnya berada di kisaran 1 persen –2 persen.

“Inilah yang mendorong Cargill untuk mengembangkan pakan ternak tanpa antibiotik. Selain mengatasi masalah kesehatan, produktivitas juga meningkat lewat pasokan pakan bernutrisi,” kata Ivan dalam peluncuran produk pakan QMax di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Seri Qmax sendiri diproduksi dengan segmentasi pada setiap fase perkembangan ayam layer, mulai dari fase starter sampai fase produksi yang biasanya dimulai pada pekan ke-18. Manajer Pengembangan Bisnis Cargill Indonesia Adi Widyatmoko menyebutkan setiap jenis pakan tersebut diproduksi dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi hewan di setiap fase.

Hasil uji coba yang dilaksanakan selama setahun terakhir memperlihatkan bahwa penggunaan QMax tercatat mampu memperpanjang puncak produksi dari rata-rata 20 minggu menjadi lebih dari 22 minggu. Berat telur yang dihasilkan pun umumnya bisa dipertahankan pada kondisi ideal di kisaran 60-63 gram.

Sedangkan dari perhitungan analisis ekonomi yang dilakukan, peternak ayam petelur berpotensi mendapat tambahan laba sampai Rp500/kg setelah menggunakan seri ini.

“Dengan keahlian global Cargill Feed & Nutrition dalam rantai pasokan dan manajemen risiko memungkinkan kami untuk menawarkan nilai berbeda kepada pelanggan kami melalui produksi pakan berkualitas tinggi dan distribusi yang efisien,” terang Adi Widyatmoko kepada awak media.

Keyword : Nutrisi Telur Ayam

TERKINI
Sweater `Buluk`Kim Kardashian Dianggap tak Matching dengan Gaun Glamor Met Gala 2024 Protes Perang Israel di Gaza, Bendera Palestina Berkibar di Kampus-kampus Spanyol Sibuk Bantu Banjir di Brasil, Gisele Bundchen Absen di Met Gala 2024 Victoria Beckham Rancang Gaun Renda Phoebe Dynevor di Met Gala 2024