Rabu, 31/07/2019 16:30 WIB
Beijing, Jurnas.com - China meningkatkan tekanan pada Taiwan, dengan mengeluarkan larangan perjalanan individu (solo travel) ke negara tersebut pada Rabu (31/7).
Hubungan antara Beijing dan Taipei yang dikuasai Komunis merosot sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016, karena partainya menolak untuk mengakui gagasan bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu Cina".
Sebagai hukuman, Beijing telah memutus komunikasi resmi, meningkatkan latihan militer, membasmi sekutu diplomatik, dan meningkatkan tekanan ekonomi di pulau itu.
Yang terbaru, Kementerian Pariwisata China mengatakan bahwa penerbitan izin untuk perjalanan individu akan ditangguhkan mulai Kamis "karena hubungan lintas-selat saat ini". Hal itu merupakan langkah yang dapat merugikan ekonomi pulau itu.
Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Pekan Ini China Bakal Luncurkan Misi Bulan Selama 53 Hari
Dikutip dari Associated Press, pernyataan pemerintah China tidak menyebutkan secara rinci bahwa pembatasan juga berlaku pada tur kelompok.
Sebelumnya, sektor pariwisata Taiwan mengalami penurunan tajam setelah Tsai menjabat pada 2016 silam.
Operator pariwisata mengaitkan penurunan tersebut dengan penggambaran Taiwan yang lebih negatif di media Tiongkok, bersamaan dengan peningkatan promosi tur oleh agen perjalanan besar Tiongkok.
Tetapi kedatangan di daratan kembali meningkat sekitar 30 persen pada paruh pertama tahun ini, setelah Partai Kuominya (KMT) memenangkan pemilihan lokal pada 2018, menurut Asosiasi Pengunjung Taiwan.
Keyword : TaiwanChinaSolo TravelPariwisata