AS Mengutuk Serangan Mematikan Rusia di Idlib

Rabu, 24/07/2019 18:20 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Amerika Serikat mengutuk serangan udara di kota Suriah utara oleh Rusia dan rezim Assad yang menewaskan sedikitnya 38 warga sipil.

Pada Senin, serangan udara dan darat oleh pasukan pemerintah Rusia dan Suriah di provinsi Idlib menewaskan 59 orang, termasuk 38 warga sipil di pasar di kota barat laut Maaret al-Numan, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia .

Tiga anak dan tiga wanita termasuk di antara warga sipil yang tewas dalam apa yang oleh organisasi yang berbasis di Inggris disebut sebagai pembantaian terburuk provinsi itu sejak akhir April ketika rezim Rusia dan Assad melanggar perjanjian gencatan senjata dan kembali melakukan serangan udara di provinsi yang dikuasai pemberontak itu.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan, serangan udara berkelanjutan oleh rezim Assad selama tiga bulan terakhir di barat laut Suriah telah mengguncang kawasan itu dan menggusur setidaknya 330.000 dalam beberapa bulan terakhir. Ia juga menunjukkan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad percaya pada militer solusi untuk perang saudara yang sedang berlangsung di negara itu.

"Serangan-serangan oleh Rusia dan rezim Assad ini terus dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil, yang merupakan pelanggaran terang-terangan hukum internasional, mereka mengenai fasilitas medis yang koordinatnya telah dibagi dengan PBB, dalam upaya melindungi warga sipil," katanya dikutip UPI.

"Serangan oleh Rusia dan rezim Assad juga terus membunuh dan melukai para kemanusiaan seperti pengemudi ambulans, pekerja kesehatan dan sukarelawan Helm Putih," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan bahwa pihaknya telah melakukan serangan terhadap Maaret al-Numan, menyebutnya dalam sebuah pernyataan cerita berita palsu.

"Penerbangan gugus tugas udara Rusia tidak menyelesaikan misi di wilayah Republik Arab Suriah itu," kata kementerian itu.

Namun, Amerika Serikat menyebut serangan udara itu tindakan putus asa.

"Kami menyerukan Rusia dan rezim Assad untuk kembali ke gencatan senjata di daerah itu dan memungkinkan akses tanpa hambatan untuk mengatasi bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh serangan udara," kata Ortagus.

Provinsi Idlib telah berada di bawah tekanan besar karena serangan udara ini, menyebabkan kepala 11 organisasi kemanusiaan global pada akhir Juni memperingatkan bahwa Idlib berada di "ambang mimpi buruk kemanusiaan yang tidak seperti apa pun yang telah kita saksikan pada abad ini."

"Segala sesuatu perlu dilakukan untuk melindungi warga sipil," kata Najat Rochdi, penasihat kemanusiaan senior untuk Utusan Khusus PBB untuk Suriah. "Prinsip dan nilai-nilai universal harus menang ketika begitu banyak nyawa tak berdosa dipertaruhkan."

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2