Iran Siap Kembali ke Pakta Nuklir

Senin, 15/07/2019 21:56 WIB

Teheran, Jurnas.com - Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi mengatakan Teheran berencana untuk kembali ke kondisi sebelum perjanjian nuklir 2015 yang penting para anggota pakta nuklir dari partai Eropa memenuhi kewajibannya.

Kamalvandi mengatakan, keputusan Teheran mengurangi beberapa komitmennya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) karena pihak lainnya tidak mematuhi komitmennya.

"Jika orang-orang Eropa dan Amerika Serikat tidak memenuhi komitmen mereka, kami akan menyeimbangkan tindakan mereka berdasarkan kesepakatan dengan mengurangi komitmen dan mengembalikan kondisinya kembali seperti semula empat tahun lalu," katanya.

Ia mengatakan," JCPOA seharusnya menjadi kesepakatan pertukaran tetapi apa yang kami berikan (dalam kerangka kerjanya) jauh lebih dari apa yang kami dapatkan sebagai balasannya."

JCPOA pada awalnya ditandatangani antara Iran dan enam kekuatan dunia - yaitu AS, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman. Namun Washington secara sepihak menarik diri pada Mei 2018.

Teheran mengancam membatalkan kesepakatan jika anggota pakta yang tersisa - terutama Inggris, Prancis dan Jerman - gagal memenuhi janji untuk melindungi perdagangan bilateral dari sanksi AS terhadap Iran.

Pada Mei, setahun setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk meninggalkan kesepakatan, Iran menangguhkan beberapa komitmennya berdasarkan Pasal 26 dan 36 JCPOA.

"Keputusan Iran untuk mengurangi komitmen JCPOA-nya bukan karena sikap keras kepala dan lebih bertujuan memberi diplomasi peluang dan membuat pihak lain sadar dan bertindak berdasarkan kewajibannya," kata Kamalvandi, Senin (15/7).

Ia menambahkan bahwa persediaan uranium Iran melampaui 300 kilogram setelah 60 hari ultimatum ke Eropa dan Teheran tidak lagi diwajibkan untuk mengekspor kelebihan air berat lagi seperti yang disyaratkan dalam kesepakatan.

"Saat ini, kami telah melampaui pengayaan uranium 3,67 persen dan juga memproduksi bahan yang diperkaya yang dibutuhkan untuk bahan bakar pembangkit nuklir dengan kemurnian 4,5 persen," tambahnya.

Pejabat itu mencatat bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menegaskan kembali kepatuhan Iran dengan komitmennya di bawah JCPOA dalam berbagai laporan.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic