Rusia Tuduh Amerika Bikin Tegang Timur Tengah

Jum'at, 21/06/2019 02:28 WIB

Moskow, Jurnas.com - Rusia mengecam keputusan Amerika Serikat untuk mengirim sistem rudal Patriot tambahan dan pesawat tak berawak (UAV) ke Timur Tengah.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan kepada wartawan di Sochi pada Kamis bahwa langkah ini berarti eskalasi ketegangan di wilayah tersebut.

"Ini adalah refleksi dari garis eskalasi yang disadari. Kami tidak ragu bahwa kepemimpinan politik dan militer Amerika Serikat tidak berhenti pada tindakan apa pun untuk memperumit situasi secara maksimal dan, yang paling penting, untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran," kata Ryabkov.

Dia mengimbau pihak terkait untuk memperkuat langkah-langkah keamanan di wilayah Teluk Persia.]

Ryabkov memperingatkan bahwa wilayah itu mungkin terjerumus ke dalam konflik baru dan hal tersebut benar-benar tidak dapat diterima, mengingat beratnya konsekuensi dari perkembangan semacam itu.

"Kami telah menaruh minat pada proposal menteri luar negeri Iran baru-baru ini, Mr. [Javad] Zarif, untuk menyimpulkan pakta non-agresi antara negara-negara Teluk. Ini adalah ide yang produktif," tambah dia.

Ketegangan antara AS dan Iran meningkat setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir antara Teheran dan kelompok negara-negara P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman).

Pemerintahan Trump terus mengupayakan langkah-langkah untuk membatalkan perjanjian, termasuk penerapan kembali sanksi AS terhadap minyak Iran, yang mulai berlaku penuh bulan lalu.

Sebagai tanggapan, Teheran berjanji untuk terus mengekspor minyak meski ada sanksi AS dan mengancam akan menutup Selat Hormuz jika dicegah menggunakan jalur perairan strategis itu. (AA)

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati