Senin, 03/06/2019 11:31 WIB
Washington, Jurnas.com - Diplomat tertinggi Amerika Serikat (AS) menyebut rencana perdamaian Israel-Palestina yang telah lama ditunggu-tunggu pemerintah AS bisa dibilang tidak dapat dieksekusi alias gagal.
Dikabarkan pernyataan itu disampaikan hanya beberapa minggu sebelum konferensi ekonomi yang dipimpin Washington di Bahrain pada 25 dan 26 Juni 2019.
The Washington Post melaporkan pada Minggu (2/6), pihaknya telah memperoleh rekaman audio Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo, mengatakan kepada para pemimpin Yahudi bahwa rencana yang masih rahasia itu kurang mendapatkan daya tarik.
Berbicara dalam pertemuan tertutup pada Konferensi Presiden Organisasi Yahudi Amerika, Pompeo dilaporkan mengatakan, "Saya mengerti mengapa orang berpikir ini akan menjadi kesepakatan yang hanya disukai orang Israel."
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Mahasiswa Memblokir Universitas Sciences Po Paris karena Perang Gaza
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri karena Kegagalan pada 7 Oktober
"Aku mengerti persepsi itu. Aku harap semua orang akan memberikan ruang untuk mendengarkan dan memutuskan," sambungnya.
Sejak Trump mengumumkan rencana proposal perdamaian, yang dipercayakannya kepada menantunya Jared Kushner dan mantan pengacaranya, Jason Greenblatt, AS telah mengambil sejumlah langkah yang menuai kecaman dari Palestina.
Di antara yang menuai kecaman itu adalah, AS secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel tanpa perjanjian status akhir dan memindahkan kedutaan AS di sana dari Tel Aviv.
Gedung Putih juga membatasi bantuan kepada Otoritas Palestina (PA), menutup delegasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington dan memotong bantuan badan PBB yang mendukung para pengungsi Palestina (UNRWA).
Buhan hanya itu, Trump juga mendukung kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, sekali lagi membalikkan dekade kebijakan AS.
Langkah itu menyebabkan PA, yang memerintah Tepi Barat, memutuskan hubungan dengan AS tahun lalu. Mereka menuding AS memiliki hubungan yang benar-benar bias dengan Israel.