Minggu, 02/06/2019 05:45 WIB
Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan pendanaan akun Twitter @IranDisinfo. Dihentikan setelah ketahuan disalahgunakan Departemen Luar Negeri AS untuk menyebarkan twit-twit anti Iran.
Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara di Human Rights Watch (HRW), Sarah Leah Whitson, awalnya mengungkapkan asal akun itu di Twitter pada Kamis (30/5). "Ini adalah akun yang didanai Departemen Luar Negeri AS," tulisnya.
IranDisinfo sepertinya ditugaskan untuk menyerang kritik terhadap kebijakan anti-Iran Presiden AS Donald Trump, termasuk penarikan dari perjanjian nuklir internasional, memperkenalkan kembali sanksi ilegal dan meningkatkan ancaman terhadap Teheran.
Akun tersebut menyerang peneliti HRW untuk mengetahui dampak sanksi Washington terhadap pasien Iran dan akses mereka ke obat-obatan.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"Mereka menciptakan ruang gema mereka sendiri, dan tampaknya mereka mendanai itu," kata direktur kebijakan di National Americanian American Council (NIAC), Ryan Costello, kepada Middle East Eye, Jumat (31/5).
"Saya menganggapnya otoriter, bahwa Anda akan memiliki dana yang digunakan - baik dengan niat atau dimanipulasi - untuk mengejar lawan domestik dari pemerintahan Trump. Itu bukan sesuatu yang demokratis atau adil dan seimbang," sambungnya.
Seorang pejabat AS juga mengakui bahwa akun Twitter itu baru-baru ini menyimpang dari tujuan resminya yang diduga menyampaikan informasi yang salah tentang Iran.
"Namun, kami telah mengidentifikasi cuitan baru-baru ini yang berada di luar ruang lingkup proyek untuk melawan propaganda atau disinformasi negara asing," kata pejabat itu.
"Hari ini, Departemen menunda dana untuk proyek Iran Disinfo sampai pelaksana mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap kegiatan di masa depan tetap dalam lingkup kerja yang disepakati," sambungnya.
Hingga kini belum diketahui nama yang mengoperasikan akun Twitter tersebut. Selain itu, belum diketahui juga berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk mendanai aktivitasnya tersebut
"Mereka harus benar-benar transparan tentang ruang lingkup kegiatan - siapa penerima hibah mereka pada pemrograman Iran dan untuk tujuan apa," kata Costello.
Di bawah Trump, AS telah melakukan kampanye "tekanan maksimum" melawan Iran tetapi tidak berhasil. Teheran yang mengecam perang ekonomi dan psikologis AS, berjanji akan mempertahankan kepentingannya di kawasan jika terjadi agresi AS.
Keyword : Anti IranAmerika SerikatAkun Twitter