Iran Bersedia Luruskan Kesalahpaham dengan Negara Arab

Selasa, 28/05/2019 22:41 WIB

Teheran, Jurnas.com - Duta Besar Iran untuk Prancis, Bahram Qassemi, mengatakan, Teheran siap untuk menyelesaikan kesalahpahaman dengan negara-negara di Teluk Persia untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas.

Pernyataan itu disampaikan Qassemi pada konferensi bertajuk `Mengurangi Ketegangan di Teluk Persia,` yang diadakan di Senat Prancis, Senin (27/5) waktu setempat.

"Kami siap untuk berinteraksi, bernegosiasi dan menghapus kesalahpahaman dengan negara-negara pesisir Teluk Persia tertentu," kata Qassemi.

Pejabat Iran itu mengkritik beberapa negara kawasan karena kegagalan menanggapi seruan Iran untuk mengurangi ketegangan dan melakukan upaya untuk mengkonsolidasikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.

Sebelumnya, Minggu (25/5), Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, mengatakan Iran sudah menawarkan menandatangani pakta non-agresi regional dengan negara-negara Teluk Persia, dan bahwa Teheran akan menyambut setiap proposal untuk dialog.

Qassemi lebih lanjut menegaskan, Ian berulang kali menyuarakan kesiapannya untuk menandatangani pakta non-agresi dengan negara-negara Arab Teluk Persia dalam upaya membangun kepercayaan dan menghilangkan kekhawatiran.

"Membangun perdamaian dan keamanan di kawasan itu bisa dijamin saat kepentingan semua negara Teluk Persia dipertimbangkan," katanya.

Menggambarkan Teluk Persia sebagai wilayah strategis paling penting di dunia, Qassemi memperingatkan, ketidakamanan dan ketidakstabilan apa pun di wilayah tersebut akan dengan cepat mempengaruhi seluruh dunia.

"Iran sangat percaya bahwa tidak ada negara yang dapat menjamin perdamaian, stabilitas dan keamanannya sendiri," katanya. Perdamaian abadi, tambah pejabat itu, membutuhkan upaya kolektif dan tekad kuat dari semua negara regional.

Di tempat lain, Qassemi menekankan sifat damai dari program nuklir Iran. Ia mengatakan Iran tidak sedang mengembangkan senjata atom, yang dilarang dalam fatwa Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

"Senjata nuklir tidak pernah memiliki tempat dalam doktrin pertahanan Republik Islam," katanya.

Qassemi menunjuk 14 laporan berturut-turut oleh Badan Energi Atom Internasional yang menegaskan kepatuhan Teheran untuk mengakhiri kesepakatan nuklir multinasional 2015.

Memiliki akses ke teknologi nuklir damai - sebagaimana ditentukan dalam perjanjian - adalah hak yang tidak dapat dicabut Iran.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan