Selasa, 14/05/2019 15:25 WIB
Jakarta, Jurnas.com- Selama sidang, Majelis Hakim berulang kali menanyai Ratna Sarumpaet terkait apa alasannya berbohong. Ratna pun mengakui dia memilih membuat narasi ‘dianiaya’ karena itu merupakan bentuk alibi yang paling praktis untuk menutupi hasil operasi plastiknya.
Untuk diketahui, Ratna menjalani operasi plastik di salah satu rumah sakit ternama di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Dalam operasi plastic waktu itu, Ratna tidak puas terhadap hasilnya lantaran malah menimbulkan benjolan.
Dengan alasan karena malu kepada keluarganya, Ratna lantas membuat narasi kebohongan dengan menyebut dia baru saja dianiaya oleh orang. Dari sinilah persoalan besar bermulai.
“Kenapa harus saudara katakan dianiaya?” tanya anggota Majelis Hakim kepada Ratna dalam sidang di PN Jaksel dengan agenda pemeriksaan terdakwa, Selasa (14/05/2019).
PN Jaksel Gelar Sidang Praperadilan Bupati Sidoarjo
Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik Meski Nurul Ghufron Gugat ke PTUN
KPU Tak Hadir Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Ngamuk
Ratna sempat terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Majelis Hakim. Kemudian, dia menjawab bahwa alasan berbohong dianiaya yaitu alasan yang dianggap paling tepat dan praktis.
“Karena.. karena.. bentuk… apa ya.. yang bisa merusak ya paling dekat menganiaya,” ungkap Ratna.
“Kenapa nggak bilang Anda habis operasi, kenapa nggak bilang misalnya jatuh begitu?,” Tanya Majelis Hakim. “Harusnya Yang Mulia. Mungkin karena saya panik,” tutur Ratna.
Gara-gara membuat kebohongan dengan mengaku dianiaya, Ratna didakwa membuat keonaran. Hal itu disebabkan banyak tokoh yang ikut menyebarkan narasi kebohongan Ratna ini, seolah-olah penganiayaan benar-benar terjadi.
Keyword : Ratna SarumpaetSidangMajelis Hakim