Minggu, 07/04/2019 05:43 WIB
Tel Aviv, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang merencanakan aneksasi (pencaplokan) permukiman Israel di Tepi Barat, yang saat ini berstatus sebagai wilayah Palestina.
Janji itu akan dia realisasikan jika menang kembali dalam pemilihan perdana menteri, untuk jabatan kedua kalinya.
Dalam sebuah wawancara dengan media Israel Channel 12 News tiga hari sebelum jajak pendapat 9 April, Netanyahu ditanya alasan pemerintah tidak memperluas kedaulatan ke pemukiman besar Tepi Barat.
Padahal sebelumnya Israel pernah melakukan hal yang sama kendari tanpa pengakuan internasional di Yerusalem timur dan Dataran Tinggi Golan, setelah Perang Timur Tengah 1967.
Lebih dari 14 Warga Palestina Tewas ketika Israel Kobarkan Serangan di Tepi Barat
Tewaskan 33.000 Warga Palestina, Israel Masih Terus Memborbardir Gaza
Perpecahan dalam Koalisi Israel Menunjukkan Kembalinya Politik Seperti Biasa
"Siapa bilang kami tidak akan melakukannya? Kami sedang dalam perjalanan dan kami sedang mendiskusikannya," kata Netanyahu pada Minggu (7/4).
"Anda bertanya apakah kami akan pindah ke tahap berikutnya, jawabannya adalah ya, kami akan pindah ke tahap berikutnya. Saya akan memperluas kedaulatan (Israel) dan saya tidak membedakan antara blok pemukiman dan pemukiman terisolasi," lanjut dia.
Pemimpin veteran sayap kanan Israel, yang telah mendominasi politik Israel selama satu generasi, berjuang demi kelangsungan politiknya melawan mantan jenderal top Benny Gantz, seorang pemula politik yang berkampanye di platform centrist.
Netanyahu menyebut Gantz sebagai sayap kiri lemah yang akan membahayakan keamanan Israel, dengan memberikan konsesi teritorial kepada Palestina.
Tetapi Netanyahu, yang telah berjuang dalam kampanye pemilihan di bawah bayang-bayang tuduhan korupsi, juga bersaing untuk mendapatkan suara dengan partai-partai sayap kanan yang menganjurkan aneksasi.
Dikutip dari Reuters, rencana Netanyahu mendapat reaksi keras dari para pemimpin Palestina.
Saeb Erekat, kepala negosiator Palestina dan pembantu dekat Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan, "Israel akan terus terang-terangan melanggar hukum internasional selama komunitas internasional akan terus menghargai Israel dengan impunitas, terutama dengan dukungan Administrasi Trump dan dukungan atas pelanggaran Israel terhadap hak nasional dan hak asasi manusia rakyat Palestina."
Di Gaza, pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mendesak Otoritas Palestina yang didukung-barat Abbas untuk menghentikan kerja sama keamanan dengan Israel di Tepi Barat.
"Mimpi Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat tidak akan pernah tercapai dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi," tegas Sih DI.
"Sudah waktunya bagi (PA) untuk menghentikan koordinasi keamanan dengan pendudukan, dan untuk bersatu dalam menghadapi tantangan," tandas dia.
Keyword : Benjamin NetanyahuPM IsraelTepi Barat