Kamis, 28/02/2019 06:07 WIB
Jakarta, Jurnas.com – Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un terjadi pada Rabu (27/2) malam kemarin, di Hanoi, Vietnam.
Kedua kepala negara menikmati makan malam yang intim, dengan hanya ditemani pejabat tinggi, dan tampak berseri-seri, di mana Trump menggembar-gemborkan hubungan khusus mereka.
Pemandangan ini sangat jauh dari kondisi 2017 lalu, ketika Trump menyebut Kim sebagai "Pria Roket". Sementara Kim memanggil presiden AS dengan sebutan "Orang AS Gila".
Setelah prosesi makan malam yang hangat, Trump dan Kim akan dihadapkan pada inti pertemuan, yakni denuklirisasi, yang juga menjadi topik utama dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) sebelumnya, di Singapura tahun lalu.
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
Trump Habiskan Banyak Uang untuk Biaya Hukum; Biden Pimpin Penggalangan Dana
KTT Singapura menghasilkan komitmen samar dari Kim untuk melakukan denuklirisasi total di semenanjung Korea. Diplomasi sejak itu terhenti di tengah ketidaksepakatan tentang apa yang makna denuklirisasi.
"Kami datang jauh-jauh ke Hanoi untuk bertemu lagi, 261 hari kemudian," kata Kim kepada presiden AS, di Hanoi.
Dikutip dari AFP, Kim juga berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan "hasil besar" dari perundingan tersebut.
Keyword : Donald TrumpKim Jong UnKTT Vietnam