Perpustakaan Terbesar di China Dikecam akibat Praktik Monopoli

Kamis, 21/02/2019 02:01 WIB

Beijing, Jurnas.com - Perpustakaan daring terbesar di China, CNKI, dikecam sejumlah pihak akibat melakukan praktik monopoli.

CNKI, singkatan dari Infrastruktur Pengetahuan Nasional China, dilaporkan memiliki lebih dari 200 juta artikel akademis. Jumlah itu menjadikan raksasa perpustakaan daring tersebut sebagai basis data yang tak terhindarkan bagi para penulis akademik di Negeri Tirai Bambu.

Sementara itu CNKI juga menjelma menjadi sebuah perusahaan yang digerakkan oleh laba besar. Laporan keuangan pada paruh pertama 2018 menunjukkan perusahaan induk CNKI, Tsinghua Tongfang mengumpulkan laba kotor sebesar 58,83 persen.

CNKI juga meningkatkan biaya layanan bagi perpustakaan lain dan universitas. Menurut China Daily, CNKI menagih Universitas Yunnan 700.000 yuan pada 2014, untuk mengakses ke situs mereka.

Pada 2013, Capital Normal University membayar CNKI sebesar 1,5 juta yuan, naik menjadi 1,8 juta yuan pada 2014, dan 2,16 juta yuan pada 2015.

Ni Jing, profesor rekanan dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Universitas Tiongkok Timur, mengamati bahwa harga layanan CNKI meningkat setiap tahun.

“Ini menunjukkan bahwa CNKI memiliki kemampuan yang kuat untuk mengendalikan pasar terkait,” kata Ni.

CNKI membayar peneliti hanya dalam ongkos jumlah kecil untuk pekerjaan mereka. Peneliti juga tidak mendapatkan royalti ketika makalah mereka diunduh atau dikutip, meskipun pengguna harus membayar untuk mengakses materi.

Bahkan penulis sendiri perlu membayar esai mereka sendiri jika mereka ingin mengunduhnya dari CNKI, Ni menjelaskan.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara