Demonstrasi Rompi Kuning Prancis Berakhir Ricuh

Minggu, 10/02/2019 09:20 WIB

Jakarta, Jurnas com - Seorang lelaki Prancis terluka dalam bentrokan keras di Paris, ketika protes Rompi Kuning berlanjut untuk akhir pekan ke-13 berturut-turut pada Sabtu (09/02) waktu setempat.

Pengunjukrasa sebagian tangannya meledak oleh granat gas air mata selama bentrokan antara polisi anti huru hara dan para demonstran di dekat gedung parlemen di ibukota Perancis.

Sekitar 51.400 orang bergabung dengan demonstrasi hari Sabtu di seluruh negeri, 4.000 di Paris, menurut angka pemerintah Prancis.

Dilansir aa, pasukan keamanan menangkap setidaknya 53 demonstran dari berbagai bagian negara.

Sejak 17 November, ribuan pemrotes yang mengenakan rompi kuning cerah - dijuluki Rompi Kuning - telah berkumpul di kota-kota besar Prancis, termasuk Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar Presiden Emmanuel Macron yang kontroversial dan memburuknya situasi ekonomi.

Demonstran menggelar protes memblokir jalan serta pintu masuk dan keluar ke pompa bensin dan pabrik di seluruh negeri.

Di bawah tekanan, Macron mengumumkan kenaikan upah minimum dan membatalkan kenaikan pajak.

Namun, sejak itu, protes telah tumbuh menjadi gerakan yang lebih luas yang bertujuan mengatasi ketimpangan pendapatan dan menyerukan agar warga memberikan suara yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan pemerintah.

Setidaknya 10 orang tewas, sekitar 6.000 lainnya telah ditahan dan lebih dari 2.000 lainnya terluka dalam protes tersebut.

Protes dimulai di Prancis tetapi menyebar ke negara-negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Belanda.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara