Selasa, 22/01/2019 15:58 WIB
Yerusalem - Kantor perwakilan Uni Eropa (EU) di Yerusalem Timur dan Ramallah sangat menentang kebijakan Israel yang menggusur rumah-rumah warga Palestina di Yerusalem Timur untuk mendirikan pemukiman Yahudi baru.
Dilansir dari Anadolu, perwakilan Uni Eropa di Palestina telah mengunjungi satu keluarga yang mana rumahnya akan digusur oleh otoritas Israel.
"Jika rencana evakuasi terhadap warga-warga Palestina itu terlaksana, maka keluarga yang terdiri dari 32 orang, enam di antaranya anak-anak akan menjadi pengungsi," ungkap perwakilan UE usai mengunjungi rumah warga Palestina tersebut.
Uni Eropa dalam pernyataannya itu menentang keras semua kebijakan Israel yang mengusir warga Palestina kemudian menghancurkan rumah-rumah mereka.
Sederet Fakta Tentang Mahasiswa UCLA yang Ditangkap Polisi saat Memprotes Israel
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
Lebih dari 60.000 Warga Palestina Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa yang Diduduki Israel
"Menurut hukum internasional kebijakan membangun dan memperluas permukiman Yahudi adalah ilegal,” ungkap kantor perwakilan Uni Eropa itu.
Sikap Israel terus melanjutkan rencananya itu hanya akan merusak perdamaian berkelanjutan dan menutup solusi dua negara, ungkap Uni Eropa.
Pada 3 Januari, pemerintah Israel mengumumkan pihaknya telah menginstruksikan kepada lima keluarga Palestina di lingkungan permukiman Sheikh Jarrah untuk meninggalkan rumah mereka dalam 20 hari.
Pada tahun-tahun sebelumnya para pemukim Yahudi menyita beberapa rumah warga Palestina di daerah yang sama.
Ratusan orang Yahudi konservatif setiap hari melaksanakan ritual keagamaan di sebuah makam Shimon Hasidic yang mereka agungkan menurut kepercayaan mereka.