Rabu, 09/01/2019 13:50 WIB
Singapura - Harga minyak naik merangsek naik dua persen pada Rabu (9/1). Kenaikan ini memberi tanda, Washington dan Beijing segera menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah melemahkan perekonomian global.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berada di USD 50,53 per barel pada 0459, naik 75 sen, atau 1,5 persen. Dan kali pertamnaya tahun ini WTI mencapai USD 50 per barel. Tertinggi sejak 17 Desember 2018.
Jurnas.com melansir dari Reuters, penguatan juga terjadi pada minyak mentah berjangka internasional Brent LCOc1 naik 79 sen, atau 1,3 persen, menjadi USD 59,47 per barel.
"Minyak mentah masih bertengger di zona positif karena laporan awal dari Beijing mengenai negosiasi perdagangan memicu optimisme seputar pembicaraan perdagangan yang sukses antara AS dan China," kata kepala perdagangan untuk Asia-Pasifik, Stephen Innes, di Singapura.
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent
Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China
31 Perusahaan China Jalin Kemitraan dengan 77 Kampus Vokasi
"Setelah Desember yang mengerikan, minyak mentah terus menangkap getaran positif," sambungnya.
Menurut Innes, lonjakan harga minyak sejalan dengan pasar saham Asia, yang naik ke angga yang lebih tinggi, 3-1 / 2 minggu pada Rabu.
Pembicaraan perdagangan di Beijing antara dua ekonomi terbesar dunia memasuki hari ketiga pada Rabu hari ini , di tengah tanda-tanda kemajuan pada isu-isu termasuk pembelian komoditas pertanian dan energi AS, serta peningkatan akses AS ke pasar China.
Surat kabar pemerintah China Daily mengatakaN, Beijing ingin mengakhiri sengketa perdagangannya dengan Amerika Serikat, tetapi tidak akan membuat "konsesi yang tidak masuk akal" dan bahwa perjanjian apa pun harus melibatkan kompromi di kedua belah pihak.