Amerika dan China Kembangkan Teknologi Pengobatan Kanker Payudara

Jum'at, 04/01/2019 09:50 WIB

Jakarta - Peneliti Amerika dan China mengembangkan terapi eksperimental yang dapat mengurangi penyebaran sejenis kanker payudara yang sulit diobati dalam studi tikus.

Studi yang dipublikasikan pada Kamis di jurnal Cancer Cell, melaporkan agen terapi yang menghalangi dua jalur utama dimana sel kanker payudara tumbuh dan bermigrasi keluar dari tumor primer untuk menyebar ke organ lain di dalam tubuh.

Dalam penelitian tersebut menemukan bahwa penyebaran kanker payudara triple-negative sulit untuk diblokir, karena penyebarannya sangat cepat dan berkreasi sehingga sulit ditemukan.

"Jika Anda mencoba satu pendekatan, sel-sel kanker mengimbangi dengan menemukan cara untuk melarikan diri," menurut penulis senior makalah itu Kang Yibin, profesor biologi molekuler di Princeton University dikutip Xinhua.

Jenis kanker payudara ini sangat agresif dan terjadi pada 12 hingga 17 persen dari semua kasus kanker payudara. Itu mendapat nama dari kurangnya tiga target biologis utama yang digunakan untuk menemukan dan membunuh sel kanker.

Pasien dengan kanker payudara triple negatif memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi dan lebih sedikit pilihan pengobatan.

"Dengan pendekatan baru ini, perawatan memblokir kedua jalur pada saat yang bersamaan. Rasanya seperti memiliki satu batu yang membunuh dua burung," kata Kang.

Para peneliti menemukan bahwa agen baru bernama Tinagl1 dapat menghambat dua jalur utama yang berkontribusi terhadap agresivitas kanker payudara rangkap tiga dan kemampuan untuk menolak perawatan.

Agen tersebut dapat menghentikan aksi protein penggerak tumor yang dikenal sebagai EGFR dan juga target molekul yang disebut integrin yang terlibat dalam mengatur transformasi seluler menjadi tumor, menurut penelitian.

Para peneliti menemukan bahwa ekspresi Tinag1 yang tinggi dalam sel kanker tikus menghasilkan tumor yang tumbuh lebih lambat yang lebih kecil kemungkinannya bermetastasis ke paru-paru.

Mereka juga memberikan protein Tinagl1 pada tikus dengan kanker payudara dan menemukan bahwa pengobatan selama tujuh minggu secara signifikan menghambat pertumbuhan tumor primer dan metastasis paru spontan.

Para peneliti dari Pusat Kanker Shanghai Universitas Fudan dan Institut Kanker Rutgers di New Jersey juga berkontribusi dalam penelitian ini.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2