Sabtu, 22/12/2018 09:12 WIB
Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menolak rencana PT KAI meluncurkan kereta rel listrik (KRL) Premium pada pertengahan 2019 mendatang.
Menurut Ketua YLKI Tulus Abadi, KRL Premium justru mencerminkan langkah mundur PT KAI. Sebab, di dunia KA Commuter, tidak kategorisasi kelas, baik reguler, ekspres, maupun premium.
"Yang sekarang ini sudah benar, kok mau diruntuhkan lagi? Aneh bin ajaib," kata Tulus pada Sabtu (22/12) lewat siaran pers di Jakarta.
Kehadiran KRL Premium, lanjut Tulus, berpeluang menyingkirkan KRL Reguler. Adapun potensi pelanggaran hak-hak konsumen KRL juga sangat besar, karena apa yang dilakukan manajemen PT KAI dia sebut telah menyalahi pakem.
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California
Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan
Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari
"Seharusnya PT KAI/KCI fokus pembenahan pelayanan secara keseluruhan, seperti memperbaiki infrastruktur dan atau menambah rangkaian. Dengan demikian, headway KRL menjadi lebih singkat, carbin service jadi lebih bagus, dan waktu tempuh yang lebih presisi," ujarnya.
Seperti diketahui, PT KAI dan KCI akan meluncurkan KRL Premium pada pertengahan 2019. Rencananya, KRL terbaru ini akan mematok tarif Rp15.000, dengan formasi tempat duduk penumpang 2-2, layaknya kereta bandara.
"YLKI meminta pemerintah dan manajemen PT KAI membatalkan rencana pemberlakuan KRL Premium," tegasnya.
Keyword : KRL Premium PT KAI Tulus Abadi