Kemerdekaan Palestina, Persatuan Dunia Islam adalah Syarat

Senin, 17/12/2018 19:44 WIB

Turki - Persatuan dan keberanian dunia Islam menjadi salah satu syarat untuk kemerdekaan Palestina. Sebab, Amerika Serikat (AS) sendiri tidak akan bisa diharapkan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, saat menghadiri acara “The 2nd Parliamentarians for Al Quds Conference” di Istanbul Turki, melalui rilisnya, Senin (17/12).

"Pembebasan Al-Quds, persatuan dan keberanian dunia Islam adalah syarat. Seperti yang pernah dijadikan misi dan ciri Bung Karno, Presiden Partama RI, dahulu, sejalan juga dengan yang diperankan Presiden Recep Tayyip Erdogan saat ini," kata Fahri.

Sebab, kata Fahri, Amerika justru berharap tidak ada perdamaian di Palestina. Menurutnya, konflik yang berkepanjangan di Palestina sebagai ladang bisnis bagi Amerika.

"Kita ini, tidak bisa berharap dari Amerika. Kenapa? Jangankan ada negara yang namanya Palestina, ada perdamaian itu sendiri mereka nggak mau. Kenapa mereka nggak mau ada perdamaian? Karena kalau damai, bisnis mereka berhenti. Kasarnya, kalau saya bikin senjata untuk perang, tapi kalau perangnya nggak ada, kan perusahaan saya bangkrut," kata Fahri.

Untuk itu, kata Fahri, sudah saatnya membentuk koalisi baru oleh negara-negara yang memandang tulus persoalan yang sedang dihadapi Palestina saat ini. Sehingga, kemerdekaan Palestina setahap demi setahap dapat dilacak, untuk kemudian menjadi bagian dari proses yang lebih maju dari waktu ke waktu.

"Sebab, yang bisa menyelesaikan masalah Palestina ini, ya kita yang tidak ikut membuat masalah. Karena itu, aliansi negara-negara seperti Turki, Indonesia, dimasa-masa yang akan datang itu sangat diperlukan untuk bertindak lebih konkrit bagi kemerdekaan Palestina," terangnya.

Bahkan, Fahri mengingatkan Pemerintah Indonesia bahwa inisiatif Indonesia pada tingkat global, khususnya tentang Palestina itu terlalu dalam. Sebab, dalam konstitusi Indonesia disebutkan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa.

"Maka haram hukumnya bagi rakyat dan bangsa Indonesia, apalagi para politisnya untuk mengakui para penjajah. Haram hukumnya bagi kita untuk menerima negara Israel, terlebih lagi Bung Karno pernah menyatakan, hutang kita kepada Palestina," tegas Fahri.

Diketahui, delegasi Indonesia yang turur hadir dalam acara tersebut, yakni Wakil Ketua DPR bidang Polkam Fadli Zon, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Kaukus Parlemen Indonesia-Palestina Rofi Munawar, dan Arsul Sani (F-PPP).

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2