Pemanfaatan Lahan Rawa Belum Maksimal

Jum'at, 14/12/2018 15:02 WIB

Bogor -  Kementerian Pertanian (Kementan) benar-benar sudah mentekadkan bulat menjadikan lahan rawa sebagai sumber pertanian ke depannya. Tercatat ada sekitar 34,1 hektare lahan rawa di Indonesia.

Lahan tersedia yang bisa dimanfaatkan secara langsung saat ini seperti semak belukar, yaitu sekitar 7,5 juta hektare, yang terdiri 5,1 juta sesuai dengan lahan sawah, 1,5 juta hektare untuk hortikultura dan 0,9 untuk tanaman tahunan.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi mengungkapkan, dari luas lahan 7,5 juta hektare itu, hanya 3,68 juta haktare yang baru dimanfaatkan atau sekitar 15 persen.

"Lahan rawa ini potensinya sangat tinggi, tapi pemanfaatannya yang belum maksimal. Nah program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) yang baru dilaunching Kementan tujuannya mensulap rawa kurang produktif jadi produktif," jelas Dedi.

"Kita berharap ini dapat menjadi solusi pangan tanah air. Saat ini kita sudah kelebihan beras sekitar 2,85 juta ton. Nah kalau rawa kita sudah produktif surplus kita akan bertambah," sambungnya.

Lebih lanjut Dedi menerangkan, dibandingakan lahan sawah yang sudah ada keunggulan rawa adalah airnya terus mengalir sekalipun kamarau dan el nino. "Air inilah yang menjadi sumber kehidupan kita. Semua yang hidup membutuhkan air. Nah di rawa ini airnya banyak," jelas Dedi.

Kelebihan yang lain adalah, saat musim kemarau air dilahan rawa lebak air menjadi surut. Karena surut, lahan yang bisa ditanami semakin luas. "Saat terjadi el nino yang sangat kuat pada 2015, di Jawa banyak sawah yang kena puso, tapi di rawa justru panen raya," kisah Dedi.

"Di rawa lebak bisa sembilan ton per hektare, karena subur tanpa dipupuk. Itulah mengapa rawa ini potensinya sangat besar jika dikelola dengan baik," sambungnya.

Dedi mengungkapkan bahwa beberapa lahan rawa yang dikelolah petani saat ini belum berjalan baik. Rata-rata indeks pertanam (IP) hanya sekali dalam satu tahun karena masih dikelola dengan cara tradisional.

"Ke depan kita akan berikan edukasi kepada para petani untuk mengelola rawa. Di antaranya pengenalan teknologi, alsintan, pengenalan varietas dan tata kelola air," jelas Dedi.

Sekedar diketahui program SERASI merupakan inplementasi  dan inovasi teknologi pertanian yang digelar pada Hari Pangan Sedunia di lahan pasang surut di Jejangkit Muara pada Oktober lalu. Lahan yang sudah ditinggalkan 18 tahun yang lalu dikembangkan menjadi lahan produktif dengan mengintegrasikan  lahan sawah dengan ikan dan itik.

Program SERASI merupakan inisiasi pemerintah yang lebih luas dari demplot Jejangkit yang dilaksanakan pada lahan  rawa pasang surut seluas 550.000 hekater yang tersebar enam provinsi. Di antaranya Sumsel, Kalsel, Jambi, Lampung, Sulsel dan Kalteng.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2