Rouhani: AS Deklarasikan Perang Psikologis di Iran

Kamis, 13/12/2018 12:20 WIB

Tehran - Presiden Hassan Rouhani mengatakan, Amerika Serikat (as) dan sekutu regionalnya telah memulai perang psikologis dan ekonomi terhadap Iran dan perlu menjaga kesatuan untuk melawannya.

"Ada semacam peperangan ekonomi dan psikologis, dan kami tidak bisa mengatakan bahwa situasinya normal. Dalam situasi ini, kita harus saling membantu melalui persatuan," katanya pada sidang kabinet, dilansir Tehran Time.

Rouhani mengatakan dalam situasi ini, warganya tidak menghadapi kesulitan dalam membeli komoditas pokok dan harga komoditas akan tetap stabil.

Presiden Donald Trump menarik AS secara sepihak dari perjanjian nuklir 2015 pada Mei dan menjatuhkan kembali sanksi di Iran. Sanksi pertama diberlakukan pada 6 Agustus dan putaran kedua, yang menargetkan ekspor minyak Iran dan bank, pada 4 November.

Paman Sam ngoto mengsanksi Iran meskipun Badan Energi Atom Internasional, yang berwenang untuk mengawasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir, dalam laporan rutinnya menegaskan, Iran sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian.

Berbicara kepada khalayak Yahudi terpilih pada 7 Desember di resepsi Gedung Putih untuk Hanukkah, Trump menyombongkan diri karena meninggalkan kesepakan yang ia sebebut mengerikan.

"Itu adalah kesepakatan yang mengerikan dan mengerikan. Seharusnya tidak pernah dibuat dan dijatuhi sanksi yang paling keras. Kami menyetujui Iran seperti beberapa orang yang pernah dijatuhi sanksi sebelumnya," uja Trump.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati