FIFA Diminta Tak Ikutkan Arab Saudi di Piala Dunia Qatar

Senin, 26/11/2018 09:20 WIB

Jakarta - Kelompok hak asasi Amnesty International menentang keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA, Red) yang akan memasukkan nama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai peserta Piala Dunia Qatar 2022.

Kepada harian Independent, yang diterbitkan pada Sabtu, kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris itu mengatakan, setiap rencana untuk menambah peserta turnamen harus disepakati pihak penyelenggara.

Bulan lalu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menambah jumlah peserta Piala Dunia 2022 dari 32 tim menjadi 48, dengan kemungkinan Qatar sebagai tuan rumah dengan negara-negara lain di kawasan Teluk.

"Ide Gianni Infantino datang saat Arab Saudi dan UEA menuai kecaman dari pemerintah dan pembela hak asasi manusia," ungkap Allan Hogarth, kepala kebijakan dan urusan pemerintah Amnesty International UK.

"Setiap penambahan jumlah perserta Piala Dunia Qatar, yaitu Arab Saudi dan UEA harus datang dengan pengakuan yang tepat dari FIFA tentang perlunya bagi kedua negara untuk secara substansial meningkatkan catatan hak asasi manusia mereka," katanya.

Seruan Amnesty datang ketika Arab Saudi menghadapi kecaman global dan meningkatnya tekanan atas kematian jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen pernikahan.

Pangeran Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, disebut sebagai dalang atas kasus pembunuhan mengerikan itu.

"Tidak hanya para pejabat Saudi yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi yang mengerikan, tetapi aktivis hak-hak wanita yang dipenjara dilaporkan telah disiksa dengan kejut listrik dan cambuk di penjara di Jeddah," kata Hogarth.

Ia juga mengkritik UEA untuk menghukum mati akademisi Inggris Matthew Hedges untuk hidup di penjara karena memata-matai dan memasok informasi keamanan yang sensitif kepada aktor eksternal setelah pengadilan palsu.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara