Selasa, 20/11/2018 08:20 WIB
Islamabad - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump perlu berkaca pada sejarah. Itu disampaikan setelah Paman Sam menuduh Islamabad setengah hati melawan teror yang dipimping Washington.
Melalui akun Twitternya, Selasa (20/11), Khan mencatat beberapa poin dimana Pakistan membantu AS. Bukan hanya itu, ia menunjukkan dampak kerugian di Islamabad akibat perang tersebut.
"Catatan ini perlu ditunjukan langsung untuk meluruskan omongan tuan Trump terhadap Pakistan," kata Khan dilansir Al Jazeera.
Pernyataan Khan itu disampaikan, setelah Trump keukeuh akan memangkas ratusan juta dolar untuk bantuan militer ke Pakistan. Pasangan Melania itu mengatakan, Islamabad menerima bantuan, sementara mengizinkan mantan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden bersembunyi di negara Asia Selatan.
Trailer The Boys Musim 4, Billy Butcher Satukan Kembali Komplotannya
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone
Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina
Pernyataan itu pun langsung ditanggapi Khan, mengingat banyaknya nyawa warga Pakistan yang melayang selama perang melawan teror, sebelum akhirnya meminta AS bertanggung jawab atas kekuatan yang berkelanjutan dari Taliban di Afghanistan.
"Dibutuhkan rekor untuk meluruskan omelan Trump: 1. Pakistan tidak pernah terlibat dalam 9/11, melainkan ambil bagian dalam perang AS melawan teror. 2. Pakistan kehilangan 75.000 orang dalam perang ini & lebih dari USD123 miliar kehilangan ekonomi. Bantuan AS hanya USD20 miliar, sangat kecil," kata Khan.
Khan mengatakan, Gedung Putih telah menjadikan Pakistan sebagai "kambing hitam" atas kegagalannya di Afghanistan, di mana Taliban lebih kuat dari titik mana pun sejak invasi pimpinan AS tahun 2001.
"Alih-alih menjadikan Pakistan kambing hitam atas kegagalan mereka, AS harus melakukan penilaian yang serius tentang mengapa, meski ada 140.000 tentara NATO ditambah 250.000 tentara Afghanistan dan dilaporkan menghabiskan USD1 triliun untuk perang di Afghanistan, Taliban yang hari ini lebih kuat dari sebelumnya," tegasnya."Bisakah Tuan Trump menyebut sekutu lain yang memberi pengorbanan seperti itu?" tegasnya.