Jum'at, 28/09/2018 13:40 WIB
New York - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC AS) menuntut CEO Tesla, Elon Musk dengan tuduhan penipuan sekuritas dan menyesatkan investor, setelah memposting rencananya memprivatisasi Tesla bulan lalu di Twitter.
Menurut co-director SEC Stephanie Avakian, tweet Musk pada 7 Agustus lalu bahwa dia telah memiliki penyandang dana potensial, dengan harga per lembar saham senilai US$420, mengakibatkan saham Tesla melonjak tajam dalam waktu singkat.
“Pernyataan Musk salah dan menyesatkan. Dia tidak pernah mendiskusikan rencana tersebut dengan pejabat perusahaan, maupun penyandang dana potensial,” kata dilansir dari AFP pada Jumat (28/9).
Bahkan, lanjut Stephanie, Musk belum pernah membahas syarat-syarat kesepakatan utama, termasuk harga dengan sumber pendanaan potensial, hingga akhirnya rencana tersebut ditinggalkan.
Mobil Listrik Asal China Kalahkan Tesla di Eropa
Musk Berkunjung ke Beijing, Tesla Atasi Hambatan Utama soal Penerapan Self-driving di China
Kendaraan Listrik China Diejek Elon Musk, Penjualan Tesla Justru Menurun
Menanggapi tuduhan ini, Musk membantahnya. Tudingan SEC AS menurut Musk tidak berdasar, dan dia bersumpah untuk membela diri.
“Tindakan tidak adil dari SEC membuat saya sangat sedih dan kecewa,” ujar CEO perusahaan mobil listrik tersebut.
“Saya selalu mengambil tindakan demi kepentingan terbaik, transparansi, dan investor. Integritas adalah nilai terpenting dalam hidup saya,” imbuhnya.
Tuntutan SEC berpotensi menghancurkan masa depan Musk sebagai wirausahawan, karena SEC menemukan bahwa adanya keuntungan yang diperoleh melalui cara yang tidak sah.