Alasan Mengapa Terkadang Susu Bikin Mual

Kamis, 20/09/2018 07:15 WIB

Jakarta - Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2016, konsumsi susu di Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Sebagian orang melewatkan manfaat dari susu sapi segar karena merasa mual, menimbulkan diare, atau karena alergi. Sementara manfaat susu sangat penting untuk pemenuhan nutrisi.

Intoleransi laktosa atau lactose intolerance adalah kondisi seseorang tidak mampu mencerna laktosa (bentuk gula yang berasal dari susu). Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna menumpuk di usus besar dan terfermentasi.

Terjadilah gangguan pada usus berupa nyeri perut, kram, kembung dan bergas, serta diare. Gejala-gejala ini biasanya muncul sekitar 30 menit sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk yang mengandung laktosa.

Mengapa intoleransi laktosa bisa terjadi?

Penyebabnya, tak lain kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi laktase. Ini adalah salah satu enzim pencernaan yang diproduksi sel-sel di usus kecil untuk memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah diserap tubuh. Kondisi ini disebut juga defisiensi laktase.

Sebenarnya, dalam kondisi normal, enzim laktase akan segera bekerja memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa ketika laktosa mencapai sistem pencernaan. Oleh hati, galaktosa akan diubah menjadi glukosa yang meningkatkan kadar gula dalam darah. Itu sebabnya, jika setelah minum susu, kadar gula darah tidak meningkat, bisa didiagnosa adanya intoleransi laktosa.

Pada pengidap intoleransi laktosa, proses pemecahan laktosa tidak berlangsung sempurna. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna itu akan masuk dalam usus besar dan dicerna oleh bakteri yang ada di dalamnya. Perut pun menjadi kembung karena berisi banyak gas dan diare.

Sayang, gejala berupa nyeri perut, kram, kembung, dan bergas, serta diare, kadang disalahartikan sebagai gangguan saluran pencernaan biasa. Alhasil, tak ada penanganan khusus untuk masalah ini.

Susu mengandung nutrisi lengkap yang terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat sebagai sumber energi, mineral, dan vitamin untuk mendukung fungsi tubuh.

Pakar gizi dr. Rizal Alaydrus, MSc. menjelaskan gejala mual, kembung, dan/atau diare setelah mengonsumi susu terjadi karena kandungan protein beta casein A1 dalam susu yang bereaksi dengan protein pencernaan lainnya di dalam tubuh.

"Efeknya dapat memicu gejala yang menyerupai intoleransi terhadap laktosa, seperti ketidaknyamanan perut, flatulensi (akumulasi gas berlebih dalam perut dari usus besar), kembung, dan diare yang terjadi setelah mengonsumsi produk susu,” jelasnya.

Kemajuan penelitian dan teknologi telah banyak menghadirkan terobosan yang memberikan kebaikan bagi kehidupan manusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan industri susu sapi perah telah menemukan sapi jenis A2 yang dipercaya dapat menghasilkan susu yang lebih baik bagi tubuh manusia.

Susu sapi pada umumnya memiliki kandungan protein A1 dan protein A2 dengan rasio 40 persen dan 60 persen. Awalnya sapi di seluruh dunia hanya menghasilkan protein A2 saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya mutasi genetik, saat ini semakin banyak sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A1.

Saat ini, susu A2 tengah mendapat perhatian dari dunia kesehatan karena potensinya dalam menjadikan susu sapi lebih baik dari segi nutrisi maupun dari segi toleransi oleh sistem pencernaan.

Susu yang hanya mengandung protein A2, dipercaya lebih mudah dicerna oleh tubuh dan nutrisinya lebih mudah diserap. Sapi A2 didapat dari proses seleksi alami dengan melalui seleksi tes DNA, tanpa rekayasa genetik.

PT ABC Kogen Dairy percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan nutrisi terbaik dari alam, oleh karena itu PT ABC Kogen Dairy menghadirkan terobosan baru lewat KIN Fresh Milk, susu segar dari sapi A2.

Marketing Manager KIN Anton Budiharjo mengatakan sebagian orang banyak mengalami reaksi pada tubuhnya sesaat setelah mengonsumsi susu dan menganggap hal itu adalah normal.

Reaksi yang dirasakan diantaranya adalah rasa tidak nyaman di perut seperti rasa kembung, eneg, bahkan mulas. Padahal seharusnya minum susu sama seperti kita mengonsumsi minuman lain yang tidak menimbulkan respon di perut.

"Banyak orang menduga hal ini disebabkan karena mereka lactose intolerant, padahal bisa jadi karena tubuhnya tidak dapat mencerna protein A1 yang terdapat dalam susu," ucapnya.

Untuk menjamin kualitas susu yang dihasilkan, peternakan yang dikelola oleh PT ABC Kogen Dairy hanya memelihara jenis sapi A2, yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A2 saja.

Sebagai satu-satunya peternakan sapi terintegrasi yang menghasilkan susu dari sapi A2 secara eksklusif di Indonesia, seluruh sapi di peternakan KIN menjalani proses pemeriksaan ketat, dimulai dari kualitas kesehatan, kondisi hidup, hingga pemeriksaan DNA untuk memastikan susu yang dihasilkan tidak mengandung protein A1.

KIN Fresh Milk merupakan produk susu segar pertama di Indonesia yang berasal dari sapi A2 dan hadir sebagai pilihan yang lebih baik bagi konsumen, karena tidak menimbulkan rasa eneg atau kembung akibat minum susu. Susu dari sapi A2 ini adalah 100 persen susu segar, tanpa ada yang ditambahkan atau dikurangi pada kandungannya.

KIN Fresh Milk hanya mengandung protein A2 yang lebih bersahabat untuk perut, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap dalam tubuh.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya