Senin, 17/09/2018 05:54 WIB
Jakarta - Setelah melalui proses melahirkan, biasanya stretch mark atau bekas peregangan akan muncul di beberapa bagian tubuh, seperti di perut, paha dan bokong.
Hal tersebut wajar terjadi pada perempuan paska-melahirkan karena terjadinya peregangan pada perut dan bagian bawah.
Biasanya banyak orang beranggapan bahwa stretch mark muncul karena kebiasaan menggaruk kulit saat menstruasi atau melahirkan.
Anggapan tersebut salah menurut Dokter Kecantikan, dr. Reisa Broto Asmoro. Elastisitas kulit yang cepat biasanya menjadi penyebab munculnya stretch mark.
Rahasia Agar Kulit Tetap Sehat dan Terhidrasi Selama Bulan Puasa
Pemilih Kulit Hitam Tidak Terpengaruh soal Ancaman Trump terhadap Demokrasi
Warga Kulit Hitam Paling Terdampak Pemotongan Anggaran oleh Partai Republik AS
Karena dengan cepatnya elastisitas, kulit tidak sempat menumbuhkan sel-sel baru sehingga kulit tersebut pecah dan terlihat lebih tipis.
“Tidak ada hubungan dengan garuk kulit, stretch mark itu pecahnya lapisan kulit. Kulit kita menjadi elastis dengan menumbuhkan sel-sel. Jadi kalau kulit meregang dengan cepat, masih bisa elastis tapi belum tumbuh sel-selnya, sehingga lebih tipis,” jelas dr. Reisa.
Stretch mark biasanya terjadi pada ibu hamil yang mendapatkan dorongan dari rahim, sehingga mempercepat elastisitas. Begitu pula pada orang yang bertambah berat badan secara berlebihan dalam kurun waktu yang cepat.
Menurut dr. Reisa, stretch mark juga bisa terjadi saat kondisi kulit kering.
Kondisi kulit kering artinya nutrisi di kulit tidak bagus, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel tidak ideal dan lapisan menjadi pecah atau muncul stretch mark.
"Stretch mark dapat dicegah dengan meningkatkan elastisitas kulit, cara yang mudah dengan penggunaan rutin skincare oil, lotion dan mengonsumsi nutrisi yang cukup seperti vitamin A, vitamin C dan vitamin E," ungkapnya.
Keyword : Stretch Mark Ibu Hamil Kulit