Rabu, 12/09/2018 18:26 WIB
Turki - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak Rusia dan Iran menghentikan "bencana kemanusiaan" di Idlib, Suriah. Ia mengatakan, warga Suriah di wilayah tersebut tidak mendapatkan belas kasihan Presiden Bashar Assad.
Erdogan menyerukan gencatan senjata di provinsi barat laut Idlib, benteng oposisi terakhir di Suriah, karena serangan pasukan rezim Suriah diperkirakan terjadi setiap hari.
Melalui Wall Street Journal, Erdogan mengatakan bahwa Barat memiliki kewajiban untuk menghentikan pertumpahan darah berikutnya tetapi bahwa rezim sekutu Moskow dan Teheran juga bertanggung jawab untuk menghentikan bencana kemanusiaan ini.
Pernyataan itu muncul, empat hari setelah presiden Turki bertemu rekan-rekannya di Rusia dan Iran untuk pertemuan puncak di Teheran, di mana Erdogan berusaha untuk mencegah serangan berdarah di Idlib.
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS
Kepala KGB Belarusia Picu Ketakutan akan Serangan Udara, Kyiv Evakuasi Dua Rumah Sakit
Penangkapan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kemungkinan Dilakukan Klan Saingannya
Sementara Turki menjadi salah satu pendukung utama oposisi Suriah dan menyerukan penggulingan Assad, Ankara hingga kini bekerja kerans dengan sekutu Assad, Moskow dan Teheran untuk menemukan solusi politik bagi konflik tersebut.
"Konsekuensi dari kelambanan sangat besar. Kami tidak dapat meninggalkan rakyat Suriah atas belas kasihan Bashar Assad," tulis Erdogan.
Pemimpin Turki itu juga mengkritik tawaran Assad untuk melegitimasi pertarungan di Idlib sebagai operasi kontra-terorisme. (Arab News)