Tahun Baru Hijriah, MUI Minta Elit Politik Tahan Diri

Senin, 10/09/2018 19:30 WIB

Jakarta – Memasuki tahun baru 1440 hijriah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap elit politik menahan diri dalam mengekspresikan pilihan politik di muka umum, termasuk ketika menyampaikan pendapat. Hal tersebut perlu dilakukan supaya tidak membuat suasana semakin tegang.

“Hendaknya elit politik menahan diri dalam mengekspresikan politiknya termasuk dalam menyampaikan pernyataan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas, tegang dan penuh dengan kecurigaan,” imbau Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid di Jakarta pada Senin (10/9) lewat siaran pers.

Menurut Zainut, perbedaan pilihan politik tidak harus diwarnai dengan tindakan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoax, dan ujaran kebencian.

Selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, hal demikian juga dapat menimbulkan gesekan dan tersobeknya tenun kebangsaan.

“Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara,” ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

MUI juga mengingatkan kepada para penyelenggara negara, bahwa tujuan dibentuknya NKRI ialah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun tujuan yang luhur tersebut, belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

“Pemerintah harus lebih sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi,” pintanya.

Dalam kesempatan yang sama, Zainut mengajak seluruh bangsa menjadikan Tahun Baru Islam 1440 H untuk mengeratkan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, yakni dengan membantu korban gempa Lombok.

MUI mengimbau kepada para dermawan, pengusaha baik BUMN maupun swasta untuk menggalang solidaritas nasional dalam rangka meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah khususnya di Lombok Nusa Tenggara Barat,” tandasnya.

TERKINI
Israel Serukan Evakuasi Warga Rafah, HAM PBB Sebut Tidak Manusiawi Hakim Ingatkan Trump soal Ancaman Penjara karena Langgar Perintah Pembungkaman Tanggapi Aksi Pro Palestina, 13 Hakim Konservatif AS Tolak Pekerjakan Sarjana Hukum Lulusan Columbia Kirim Delegasi Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Israel Tetap Lanjutkan Operasi di Rafah