Iran Ragukan Kemampuan Uni Eropa

Kamis, 30/08/2018 09:45 WIB

Jakarta - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan meninggalkan kesepakatan nuklir 2015, di tengah munculnya keragu-raguan akan kemampuan negara-negara Eropa menyelamatkan kesepakatan itu usai Amerika Serikat (AS) mengundurkand diri.

Pernyataan Khamenei datang saat Iran keteteran mengatasi pemulihan sanksi Gedung Putih, yang memicu meningkatnya masalah ekonomi yang pada gilirannya menyebabkan kekacauan politik.

"Kesepakatan nuklir adalah sarana, bukan tujuan, dan namun jika tidak melayani kepentingan nasional Iran, kita bisa meninggalkannya," ujar Ali Khamenei, dilansir Al Jazeera, Kamis (30/8).

Ali Khamenei  mengatakan, Iran tidak akan pernah bernegosiasi dengan pejabat Gedung Putih yang "tidak senonoh dan konfrontatif" mengenai kesepakatan baru.

Setelah Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir untuk mengekang ambisi nuklir Iran, Eropa memastikan Teheran terus menerima manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menjaga kepatuhannya.

Mei lalu, Ali Khamenei menetapkan syarat yang harus dipenuhi Eropa, jika ingin mempertahankan Iran dalam kesepakatan itu. Syarat itu salah satunya, memastikan bank-bank Eropa tetap menjaga perdagangan dengan Teheran dan menjamin penjualan minyak Iran.

Pernyataan Khamenei datang ketika Iran mencoba untuk mengatasi kembalinya sanksi AS, yang memicu meningkatnya masalah ekonomi yang pada gilirannya menyebabkan kekacauan politik.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung