Minggu, 22/07/2018 19:16 WIB
Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menuntut pembebasan seorang wanita yang ditahan di Amerika Serikat (AS) atas tuduhan menjadi mata-mata Rusia.
Itu disampaikan Lavrov saat berbicara kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melalui telepon, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Lavrov menekankan tindakan otoritas Amerika tidak dapat diterima. Tuduhan tersebut, "palsu dan Maria Butina harus segera dibebaskan secepatnya."
Seorang hakim AS pada Rabu memenjarakan Butina setelah jaksa penuntut mengemukakan dia memiliki hubungan dengan intelijen Rusia. Penahanan itu dilakukan tidak lama setelah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin di Helsinki, Senin.
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Pejabat Sebut Pasukan Rusia Masuki Pangkalan Militer AS di Niger
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Kedua presiden sepakat untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara dan memulihkan "tingkat kepercayaan yang dapat diterima".
Pertemuan pertama mereka, meski begitu, telah menimbulkan kecaman sama dari Partai Demokrat dan Partai Republik atas serangkaian komentar Trump, yang tampak membela Rusia.
Partai Demokrat mempermasalahkan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden dan pujian Trump menanggapi usulan Putin untuk pertukaran wawancara.
Lavrov dan Pompeo juga membahas perkembangan di Suriah, proses denuklirisasi di Semenanjung Korea, dan kesepakatan yang dicapai selama KTT Helsinki. (aa)
Keyword : Rusia Amerika Serikat