Selasa, 03/07/2018 14:29 WIB
New York – Penasihat Starbucks menilai pelatihan antirasis yang digelar oleh perusahaan tersebut kepada 175.000 karyawan dari 8.000 toko, tak cukup efektif untuk menekan jumlah perlakuan rasis di seluruh gerai Stabucks.
Sebaliknya, penasihat toko kopi termasyhur itu menyarankan adanya audit hak-hak sipil dan konsumen secara lebih komprehensif.
“Kami sudah jelas sejak hari pertama bahwa satu pelatihan saja tidak dapat mengatasi bias rasial di seluruh organisasi Starbucks,” ujar Presiden Pertahanan Hukum NAACP dan Dana Pendidikan, Sherrilyn Ifill.
Dilansir dari BBC, Starbucks mengusir dan menahan dua orang berkulit hitam dari tokonya, setelah kedua pria itu hanya duduk-duduk di bangku Starbucks tanpa melakukan transaksi.
FIFA Prihatin dengan Kasus Rasisme di Spanyol
Francesco Acerbi Lolos Sanksi dalam Kasus Dugaan Rasisme
Carvajal Bantah Klaim Vinicius Spanyol Negara Rasis
Insiden itu terjadi pada 12 April, kemudian memicu kemarahan publik, dan mendorong mantan Ketua Starbucks Howard Schultz untuk mengecam perlakuan berbau rasis yang dilakukan Starbucks dalam sebuah surat terbuka.
Rekomendasi lainnya yakni dengan membuat tagihan hak pelanggan, yakni bagaimana pelanggan menuliskan pengalamannya di Starbucks, kemudian ditampilkan di setiap toko.
“Sementara kami memuji komitmen untuk pelatihan yang lebih mendalam,” tambah Sherrilyn pada Selasa (3/7).