BMKG: Waspadai Anomali Cuaca Seminggu ke Depan

Selasa, 19/06/2018 21:41 WIB

Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada menghadapi anomali yang dapat memicu peningkatan potensi cuaca ekstrim di sebagian besar wilayah Indonesia dalam seminggu ke depan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui telekonferen dari Genewa yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan meskipun saat ini memasuki musim kemarau masyarakat tetap harus waspada terutama dalam seminggu ke depan karena adanya anomali cuaca.

Kewaspadaan perlu dilakukan terutama di tempat-tempat wisata mengingat saat ini masyarakat masih banyak menghabiskan libur Lebaran 2018. Dirinya meminta semua pihak yang berkepentingan untuk terus memantau perubahan kondisi cuaca demi kesiapsiagaan.

BMKG memprediksi anomali cuaca akibat sistem pola tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina, adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia, sistem sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Hindia Barat Bengkulu, Selat Karimata dan Selat Makassar yang mengakibatkan terjadinya pola pertemuan aliran udara di bagian selatan Kalimantan, perairan selatan Bangka-Belitung, Sumatera Selatan-Lampung, Bengkulu hingga Samudera Hindia dan belokan angin di wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrim dalam bentuk hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi ini disertai kilat dan petir dan angin kencang yang terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. (Ant)

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara