Selasa, 12/06/2018 11:10 WIB
Rabat – Maroko dan mayoritas dunia Muslim biasanya keluar berbondong-bondong merayakan Laylat al-Qadr (Malam Keputusan), salah satu hari paling agung selama Ramadan.
Tradisi ini berawal ketika Nabi Muhammad akan menghabiskan satu bulan dalam kesendirian, melakukan salat dan berpuasa di Gua di Hira di Mekah. Pada hari itu Malaikat Jibril menurunkan ayat pertama Al-Qur`an, Al-Alaq (Al-Quran 96: 1-5).
Meskipun ada perdebatan mengenai tanggal pasti Laylat al-Qadr, namun kebanyakan percaya pada malam ke-27 Ramadan.
Di dalam Islam anak-anak yang belum pubertas belum diwajibkan berpuasa selama bulan itu. Namun, selama Laylat al-Qadr, terutama di Maroko anak-anak berpuasa untuk pertama kalinya.
Agak Laen, Mahasiswi Non Islam Sering Ikut War Takjil
Berkah Ramadan, BKM Nururrohman Depok Berbagi ke Yatim dan Duafa
Meriahkan Ramadan, Aice Bagikan Jutaan Es Krim ke Ribuan Masjid
Selain itu, biasanya gadis-gadis memenuhi negafa (stylist) yang akan mendandani mereka dengan riasan, pakaian tradisional dengan kualitas terbaik, dan perhiasan emas.
Anak laki-laki biasanya mengenakan djellaba (tuni Maroko), mahkota kepala mereka dengan fez, dan memakai sepatu khusus yang disebut balgha. Gaya berpakaian yang dipakai anak-anak selama Laylat al-Qadr mirip yang dikenakan pengantin.
Keluarga mereka biasanya membawa anak-anaknya ke stan foto (studio) untuk mengabadikan hari istimewa dan memberi mereka hadiah. Orang dewasa akan menggandeng kekasihnaya, dan diarak di sebuah ammaria, sebuah kursi sedan khusus.
Baik anak laki-laki dan perempuan, ditemani oleh orang tua mereka, akan menunggang kuda juga. Salah satu saksi warna-warna cerah sementara telinga bergema dengan suara drum dan nyaring gembira. Orangtua mengungkapkan betapa bangganya mereka akan anak-anak mereka.
Untuk anak perempuan dan anak laki-laki, Laylat al-Qadr dilihat sebagai tonggak penting dalam hidup mereka.
Keyword : Laylat al-Qadr Maroko Ramadan