Kamis, 31/05/2018 21:10 WIB
Kuningan - Menyikapi rilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) soal radikalisme di lingkungan kampus, Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar mengimbau para rektor mengambil alih musholla.
Hanya dengan cara itu, kata Muhaimin alias Cak Imin, perguruan tinggi dapat menghilangkan virus-virus radikalisme yang menyusup di tubuh mahasiswa dan dosen.
"Sekarang pembinaan saja, terutama di kampus kampus itu mushollanya harus dilakukan dialog oleh rektor," kata Cak Imin di Kuningan, Jawa Barat, pada Kamis (31/5).
Cak Imin mengatakan, sebagai upaya pembinaan, rektor disarankan menggunakan metode tarekat selama enam bulan berturut-turut, untuk menyembuhkan para dosen atau mahasiswa yang terkena virus radikal.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional Harus Mampu Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar
Ketua DPR Soroti Pentingnya Ekosistem Pendidikan Demi Terciptanya SDM Unggul
Pidato Hardiknas Terakhir, Nadiem Titip Merdeka Belajar
Cara itu dinilai cukup ampuh, karena sudah puluhan tahun dipraktikkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dalam menata batin yang sedang `sakit`.
"Tarekat itu salah satu otonom NU yang bergerak di bidang zikir, wirid, olah jiwa batin. Hanya itu, saya minta semua musholla itu diserahkan kepada tarekat," pintanya.
Sebelumnya BNPT merilis sejumlah perguruan tinggi negeri yang dicurigai sebagai tempat persemaian bibit radikalisme. Di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Diponegoro (Undip).
"PTN dan PTS yang banyak kena itu di fakultas eksakta dan kedokteran," terang Direktur Penanggulangan BNPT Brigjen Pol Hamli.
Keyword : Pendidikan Radikalisme Warta MPR