GP Ansor Dukung Polri Evaluasi Rutan Napiter

Kamis, 10/05/2018 14:50 WIB

Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas memberikan apresiasi tinggi kepada Polri yang telah berhasil mengatasi kasus rusuh dan penguasaan rutan di Mako Brimob yang dilakukan para narapidana terorisme (napiter) lebih dari 38 jam. 

"Saya memberikan apresiasi tinggi atas kerja keras Polri yang berhasil mengakhiri `drama` mengerikan lebih dari 38 jam tanpa menimbulkan korban baru, baik dari pihak aparat maupun dari napiter," kata Yaqut, di Jakarta, Kamis (10/5).

Pria yang karib disapa Gus Yaqut ini mendukung penuh pihak kepolisian yang menyelesaikan kasus pembangkangan ratusan napiter tersebut, dengan mekanisme penanggulangan pemulihan keadaan. Sebab, lanjut Gus Yaqut, tindakan yang dilakukan para napiter sudah sangat brutal, usai membunuh lima orang aparat kepolisian secara sadis.

"Memang harus tegas, tapi taktis. Saya malah minta kalau memang perlu tindakan represif untuk menanggulangi tindakan brutal teroris, ya lakukan saja. Sebab, terorisme adalah kejahatan luar biasa. Kita kan lihat sendiri mereka sadis, brutal, tidak berperikemanusian," tegasnya. 

Gus Yaqut juga meminta ada evaluasi penuh secara menyeluruh keberadaan rutan untuk napiter. Protap keamanan yang selama ini sudah dilakukan, menurutnya harus dievaluasi. 

"Coba lihat saja, ada alat komunikasi bisa masuk ke dalam sehingga bisa mengunggah propaganda atas kasus tersebut ke media sosial. Mereka juga bisa dengan mudah membuat kerusuhan bahkan menguasai senjata sampai 30 pucuk. Ini bahaya sekali," ujar Gus Yaqut. 

Selanjutnya Gus Yaqut meminta agar dilakukan pemisahan bagi napiter di rutan-rutan umum, menjadi beberapa kelompok. Misalnya napiter ideolog, militan, atau simpatisan.

"Karena, tentu berbeda treatment-nya. Nggak bisa disatukan dalam satu blok atau satu komplek rutan," pugkasnya.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara